Sunday, November 30, 2014

Pentingnya Sikap, selain Skill

Sebagai seorang trainer, saya menemukan banyak karyawan yang frustrasi dengan karirnya. Galau mereka.

Hasil kerjanya hebat. Terampil dalam pekerjaan. Punya segudang pengalaman. Tapi karirnya, kesalip terus oleh orang lain; bahkan oleh anak kemarin sore. Sehingga perilaku mereka pun semakin memburuk. Kebayang kan, 'sakitnya tuch disini….'
 
Faktanya, Skill bukanlah aspek Nomor 1 dalam perkembangan karir seseorang. Melainkan Attitude alias sikap. Keterampilan kerja kita boleh sangat istimewa, tapi kalau sikap kita buruk; maka karir kita tidak akan pernah bisa berkembang.
 
Pertanyaannya adalah; apakah sikap buruk yang membuat karir kita memburuk? Ataukah karir kita yang buruklah yang justru membuat sikap kita menjadi buruk? Terserah sajalah, mau salah satu atau dua-duanya; gak soal.
 
Yang penting mah ini; pastikan saja sikap Anda dikantor baik. Supaya setiap orang yang berinteraksi dengan Anda merasakan perilaku baik Anda. Karena orang lain, menilai Anda bukan dari keterampilan kerja Anda. Melainkan perilaku Anda.
 
Jika orang lain tidak memilih kita, mungkin itu bukan karena mereka tidak mengakui kompetensi kita. Melainkan karena kita tidak memoles kompetensi itu dengan sikap baik yang tercemin dalam perilaku kita saat berinteraksi dengan mereka.
 
Memang, kadang ada kejadian yang memancing kita untuk bersikap negatif. Tapi, Anda mesti konsisten dengan sikap yang baik itu. Sebab, hanya dibutuhkan setetes noda saja kok untuk mengotori kain yang putih. Makanya, hindari bereaksi secara negatif.
 
Anda, bisa mencari penguatan jika diperlukan. Atau usulkan pada perusahaan untuk sekali-kali mengadakan pelatihan sikap mental positif. Agar energy positif didalam diri Anda, senantiasa terjaga. Siapa trainernya? Terserah Anda saja.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman   
Author, Trainer, and Public Speaker

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Thursday, November 27, 2014

Setiap orang punya cerita hebat tentang perjalanan hidupnya

Setiap orang punya cerita hebat tentang perjalanan hidupnya. Dan setiap cerita hebat sarat dengan inspirasi. Sehingga orang lain bisa mendapat manfaat. Lalu tergerak untuk menjadikan hidupnya lebih baik.

Contohnya seorang office boy disebuah perusahaan otomotif. Dia hadir dalam training saya. Beliau menceritakan perjalanan karirnya hingga saat ini mendapat kepercayaan sebagai kepala gudang spare part.

Bagaimana caranya? Pekerjaan sebagai office boy memungkinkan dirinya masuk ke berbagai ruangan. Termasuk ruang training bagi mekanik baru. Kesempatan yang bagus untuk 'menguping' pelajaran dari instruktur ketika sedang mengajar.

Orang ini bekerja sampai larut malam. Bukan untuk mengepel lantai, tapi membaca referensi dan literatur. Sambil memperhatikan seluk beluk dan membongkar pasang mesin di ruang praktikum. Itu membuatnya mengerti cara kerja mesin.

Ketika ada siswa mekanik yang kesulitan memahami pelajaran, beliau membantunya. Ternyata, mereka lebih mudah memahami dengan bahasa pengajarannya yang sederhana.

Perusahaan mendeteksi kejadian itu, lalu mempromosikannya menjadi instruktur. Kepiawaiannya kemudian membawanya kepada kepercayaan yang lebih besar. Sekarang, dia diberi tanggungjawab untuk mengawasi gudang spare part.

Orang ini belum menjadi CEO. Namun, cara menjalani karirnya mengagumkan. Lagi pula, jabatan itu kan hanya dampak saja. Esensinya ada pada bagaimana dia menjalani keseharian kerjanya. Dan itu, cukup untuk melahirkan sebuah cerita hebat yang menginspirasi.

Sudahkah Anda punya cerita hebat juga? Jika belum, mulailah sekarang. Jika Anda melihat ada orang yang bisa menginspirasi, tidak ada salahnya menyarankan kantor untuk mengundangnya kan?

Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Monday, November 24, 2014

Anda mesti membangun kepercayaan itu dengan kemampuan professional Anda

Banyak yang merasa kehadirannya tidak diperhitungkan. Padahal, kita bisa bekerja lebih baik jika kehadiran kita dianggap kan? Kalau orang-orang penting itu nggak nganggep kita, ngapain juga kerja keras kan?
 
Ya nggak begitu juga kalee. Sikap seperti itu justru membuat kita semakin tidak dikenali. Kita, mesti membantu orang lain tahu kemampuan bagus yang kita miliki.
 
Masih ingat cerita Celine Dion tentang Josh Groban yang saya sampaikan? Sekarang, saya akan menceritakan kisah itu dari sudut pandang Josh Groban sendiri. Josh mengaku sangat grogi sekali, sehingga malah terpaku dibelakang panggung tanpa ada orang yang mengenalinya.
 
Panitia riweuh menantikan Josh. "Dimana dia? Dimana dia?" demikian mereka saling bertanya. Padahal, orangnya ya ada disitu.

"Saya Josh. Saya sudah disini sejak 30 menit yang lalu…." Mereka bilang; "YYYOU?" Nada yang bukan sekedar tidak percaya, tetapi mempertanyakan apa iya dia bisa menyanyikan bagian Andrea Bocelli.
 
Boss akan meragukan Anda juga, jika dia tidak mengenali kemampuan Anda. Seperti mereka yang ketika itu belum mengenal Josh Groban. Salahkan mereka? Tidak. Mereka bertindak professional, sehingga tidak kepada sembarang orang tugas penting diberikan.
 
Maka, kalau boss besar Anda memandang sebelah mata; itu bukan salah dia. Tapi karena beliau belum mengenal siapa Anda sebenarnya. Tugas Anda adalah untuk memperlihatkan kepadanya bahwa Anda layak mendapatkan kepercayaannya.

Setiap hari, Anda mesti membangun kepercayaan itu dengan kemampuan professional Anda. In sya Allah, keberadaan Anda akan diperhitungkannya.
 
Makanya, kemampuan itu mesti diasah terus melalui berbagai macam cara. Termasuk pelatihan dan kegiatan pengembangan lainnya. Jangan sia-siakan jika kantor Anda mengadakan pembelajaran apapun. Malahan, Anda bisa mengusulkan trainer yang menurut pendapat Anda mampu memberikan tambahan referensi berharga.  
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman   
Author, Trainer, and Public Speaker

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, November 19, 2014

Intelektualitas dan Komunikasi Pemimpin

Intelektualitas berkaitan langsung dengan komunikasi. Artinya, sebagai atasan kita mesti melatih diri agar apa yang dikomunikasikan kepada anak buah bisa diterima oleh akal sehat.

Semakin cerdas anak buah kita, semakin kritis daya pikirnya. Dan semakin besar pula kebutuhannya untuk berkomunikasi secara logis. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka kita tidak akan mendapat dukungan mereka.

Cara pemerintah mengkomunikasikan kenaikan harga BBM, bisa menjadi contoh berharga. Saat pejabat negara bilang "Rakyat senang dengan kenaikan BBM", misalnya. Bagi orang yang memiliki intelektualitas, pernyataan ini sama sekali tidak logis.

Demikian pula ketika dipidatokan supaya harga-harga produk lain turun dengan naiknya BBM. Hal itu berbenturan dengan logika dan intelektualitas pendengarnya.

"Ah, saya kan nggak butuh dukungan anak buah. Paksain aja. Kalau nggak nurut, bisa dikasih teguran." Anda benar, jika berpikir demikian. Tapi kepemimpinan itu tidak identik dengan 'tangan besi'.

Anak buah Anda, mungkin mau saja mengikuti perintah Anda. Namun ketika Anda tidak ada, mereka meninggalkan tugasnya dengan gembira ria. Bahkan boleh jadi, mereka berdoa agar tidak jumpa lagi dengan Anda.

Sesungguhnya, berkomunikasi secara logis itu merupakan kunci keberhasilan kepemimpinan. Bahkan sekalipun Anda harus mengkomunikasikan hal yang tidak menyenangkan.

Jika Anda bisa menjelaskannya secara logis, dan membantu anak buah untuk memahaminya; maka mereka pun akan menjalankan instruksi Anda. Meskipun mereka nggak suka, tapi paham kenapa mesti begitu; maka mereka jadi mau juga.

Jelaslah bahwa kemampuan komunikasi secara logis meningkatkan efektivitas kepemimpinan kita. Dan itu merupakan skill penting yang mesti kita kuasai.

Nggak rugi kok kalau Anda terampil berkomunikasi secara logis. Jika butuh pelatihan, Anda boleh meminta pada kantor untuk mengadakan trainingnya. Dan Anda juga boleh mengusulkan siapa trainernya.

Salami hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, November 16, 2014

Keterampilan Berkomunikasi

Benar, keterampilan komunikasi itu penting bagi karir kita. Namun, hanya jika kita bisa melakukan komunikasi dengan baik.

Salah satu ciri baiknya komunikasi adalah akurasi informasi yang kita berikan. Bayangkan kalau informasi yang Anda sampaikan kepada boss keliru. Maka boss Anda bisa salah mengambil keputusan kan?

Tgl 10 November lalu misalnya. OJK merilis daftar 262 perusahaan 'investasi bodong'. Sewaktu membaca daftar itu, saya merasakan adanya kejanggalan. Ada beberapa perusahaan dalam daftar itu yang tak patut disebut bodong.

Bagaimana saya bisa seyakin itu? Karena pada saat itu saya sedang melakukan riset untuk sebuah program pelatihan di sebuah lembaga pengawasan dilingkungan Kementerian Perdagangan. Dan ada data terkait yang saya pelajari.

Anda, mungkin tidak ambil pusing, karena tidak ada urusan dengan informasi itu. Tapi bisa dibayangkan dampaknya pada perusahaan bersangkutan. Dan publik yang terkait pun bisa panik.

Dikantor-kantor, lumayan banyak loh keputusan keliru dibuat karena informasi yang keliru macam itu. Makanya, dalam proses planning kita punya prinsip 'garbage in, garbage out'. Bahaya, kalau kita menelan 'sampah'.

Ada kejadian boss marah besar kepada seorang karyawan. Belakangan ketahuan bahwa karyawan tersebut tidak bersalah. Karena boss menerima informasi yang salah, maka dia bertindak salah.

Kalau salah kan bisa minta maaf, Dang. Iya, tapi apa artinya minta maaf jika efek dari kesalahan informasi yang kita komunikasikan itu sudah terlanjur merugikan orang lain?

Banyak pula pelanggan yang marah karena kelirunya informasi yang mereka dapatkan. Reputasi perusahaan pun dipertaruhkan.

Makanya, penting untuk terus mengasah kemampuan komunikasi. Sesekali bahkan kantor perlu juga mengadakan pelatihan. Anda bisa menghubungi trainer yang tepat jika membutuhkan bantuan.

Salami hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman
Author, Trainer, and Public Speaker


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, November 14, 2014

"Kita harus melakukan yang terbaik yang kita bisa. Ini adalah tanggung jawab suci sebagai manusia." (Albert Einstein)

1. "Ada kualitas yang harus dimiliki orang untuk menang, yaitu tujuan yang jelas, tahu yang diinginkan, dan semangat membara untuk meraihnya." (Napoleon Hill)

2. "@Your_Say: The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why. –Mark Twain

3. "@ao_Buddha: The mind is everything; what you think you become."

4. "Lakukanlah setiap harinya sedikit lebih banyak daripada apa yang anda pikir sanggup untuk anda lakukan." (Lowell Thomas)

5. "@marshawright: "Enthusiasm is excitement with inspiration, motivation, and a pinch of creativity." - Bo Bennett"

6. "Cara untuk selamat adalah tidak pernah merasa aman." (Thomas Fuller)

7. "Tetaplah puas melakukan pekerjaan yang baik dan biarkan oranglain membicarakan kita sesuka hati mereka." (Pythagoras)

8. "Lihatlah ke dalam. Rahasianya terdapat di dalam diri anda." (Hui Neng).

9. "Dalam Aksara Tiongkok, kata krisis terdiri dari dua karakter. Karakter yang satu berarti bahaya, satu lagi berarti kesempatan." (John F. Kennedy)

10. "@marshawright: "Words and actions will separate a wise man from the crowd." ― Bamigboye Olurotimi"

11. "@thecircledancer: " A writer doesn't have to be the smartest person in the room; only the most observant. " F. Scott Fitzgerald"

12. "Kapal tanpa kemudi dan orang tanpa tujuan akhirnya akan terdampar di gurun." (Napoleon Hill)

13. "Kita harus melakukan yang terbaik yang kita bisa. Ini adalah tanggung jawab suci sebagai manusia." (Albert Einstein)

14. "Dorong diri anda terus dan terus. Jangan berikan satu senti pun sampai tanda berakhir dibunyikan." (Larry Bird)

15. "Kehidupan kita adalah jumlah total semua pilihan yang telah kita buat." (Wayne Dyer)

Dari berbagai sumber.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, November 12, 2014

Menyiapkan Masa Pensiun

Setiap orang ingin mendapatkan kecukupan. Itu pastilah. Karena, hidup berkecukupan memberikan ketenteraman. Stress kita kalau kekurangan kan.

Selama mendapat penghasilan rutin, nggak jadi masalah. Meski nggak berlimpah, minimal ada yang diharapkan. Itulah enaknya menjadi karyawan.

Masalahnya, masa produktif kita dibatasi hingga usia 55. Padahal, hidup kita mungkin bisa lebih lama. Pertanyaannya adalah; apakah 'hasil kerja' selama ini bisa mencukupi sisa perjalanan hidup kita?

Jika gaji Anda puluhan atau ratusan juta, mungkin bisa. Tapi kalau penghasilan pas-pasan ya susah ya. Mau dipaksain gimana juga tetap saja megap-megap.

Tapi, ada satu hal di kantor Anda yang bisa menjadi sumber nafkah Anda sampai akhir hayat. Tahukah Anda apakah itu? Silakan catat ini; 'Keahlian Anda'.

Makanya, Anda jangan bekerja cuman buwat cari duwit. Anda mesti meniatkan untuk membangun keahlian. Meski bayarannya nggak besar, tekun aja kerja disitu. Asah kemampuan Anda. Maka akan Anda dapatkan 2 manfaat ini:

Satu, prestasi kerja Anda bakal bagus sehingga perusahaan senang pada Anda. Dan mungkin, bayaran buat Anda juga akan dinaikan kan? Perusahaan senang, Anda juga senang.

Dua, Anda bakal punya keahlian yang bisa diandalkan untuk mencari penghidupan kelak. Anda nggak akan seperti kebanyakan pensiunan yang bingung mau ngapain. Karena Anda, punya keahlian yang bisa membuat Anda tetap bisa berkarya.

Untuk itu, Anda mesti memulainya sekarang. Melatih diri dengan sepenuh hati. Bekerja dengan penuh dedikasi. Sambil terus mengasah diri. Kalau kantor Anda akan mengadakan training misalnya, Anda juga bisa mengusulkan untuk mengundang trainer yang Anda inginkan.

Salami hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman
Author, Trainer, and Public Speaker

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, November 05, 2014

Kompetensi Komunikasi dan Karir

Semua orang bisa berkomunikasi kan ya. Orang 'berkebutuhan khusus' pun bisa. Tapi apakah kualitas komunikasinya baik atau tidak, nah itu tidak dijamin. Padahal, komunikasi sangat menentukan pencapaian karir kita.

Banyak orang pandai, berwawasan luas, terampil dalam bekerja namun tidak berkembang karirnya karena tidak mampu berkomunikasi dengan baik.

Sebaliknya, dengan kemampuan berkomunikasi yang baik; orang standar alias sedang-sedang saja justru karirnya bisa berkembang lebih cemerlang.

Orang-orang pinter pada nggerundel 'kenapa kok si cemen itu yang dipilih menejemen? Gue kan lebih hebat dari dia?!'

Persoalannya bukan soal cemen atau tidak. Tapi soal bagaimana keunggulan Anda itu sampai ke telinga pengambil keputusan. Dan untuk itu, proses komunikasi memegang peran signifikan.

Contoh sederhana deh. Anda punya banyak gagasan. Tapi Anda pendem aja itu ide dikepala Anda. Mau ngomong ke atasan sungkan. Apalagi presentasi ke direksi. Kemampuan komunikasi Anda memble.

Teman Anda, punya ide sederhana. Namun dia susun ide itu secara sistematis. Lalu dikomunikasikan kepada pengambil keputusan. Kemudian mendapat persetujuan. Maka kecanggihan gagasan Anda itu nggak ada gunanya.

Contoh lain. Jabatan tinggi biasanya berkaitan dengan fungsi koordinasi. Memimpin orang lain supaya terbangun sinergi. Bagaimana mungkin menejmen mempercayakan fungsi itu kepada orang yang tidak terampil berkomunikasi?

My friend, communication skill is imperative to develop your career. Makanya mesti diasah terus. Latihan tiap hari. Kalau perlu, usulkan kepada perusahaan agar mengundang trainer yang bagus untuk memberikan pelatihan.

Salami hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman
Author, Trainer, and Public Speaker

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday, November 02, 2014

Bersaing dengan Hati Bersih

Kita tidak perlu bersaing untuk mendapatkan oksigen. Tuhan kan menyedikannya secara melimpah. Alhamdulillah.
 
Namun untuk hal lainnya dalam hidup, kita mesti berkompetisi. Dan ketika bersaing, kita tidak menginginkan apapun selain kemenangan.
 
Dalam persaingan kita suka tergoda menghalalkan segala cara. Bukan hanya dikancah politik itu kejadian. Dalam persaingan karir pun demikian.
 
Padahal, kekalahan pun sesungguhnya memiliki beribu hikmah. Sehingga kemenangan bukanlah segala-galanya. Karena; "Apa yang kita pandang baik, belum tentu baik. Dan apa yang kita kira buruk, belum tentu buruk." Demikian Allah berfirman.
 
Tugas kita sesungguhnya bukanlah untuk mengalahkan orang lain. Melainkan mengerahkan segenap kemampuan.
 
Sebuah persaingan hakikatnya bukanlah untuk saling mengalahkan. Melainkan saling menyemangati agar teroptimalkan potensi diri.
 
Jadi, persaingan itu baik. Yang menjadikannya buruk adalah; bibit dengki  didalam hati kita. Yang membisikkan seolah pesaing kita adalah musuh yang mesti dibinasakan.
 
Maka mulai sekarang sahabatku, jika Anda bersaing. Baik dalam urusan bisnis, karir, maupun percintaan. Pastikan hati Anda bersih. Sehingga persaingan itu tidak mengurangi kemuliaan pribadi Anda, dan tidak pula mengendorkan semangat juang Anda.
 
In sya Allah, Anda akan menjadi kontestan yang tangguh. Sekaligus memiliki akhlak yang baik. Sehingga apapun hasil dari persaingan itu; Anda tetap akan menjadi pribadi terpuji.
 
Dengan sifat itu, Anda tidak akan kehilangan respek dari orang lain. Entah Anda menang ataupun kalah. Lebih pentingnya lagi, Anda senantiasa mendapat tempat terpuji dimata Allah.

Dan untuk meningkatkan daya saing, kita tidak boleh berhenti mengasah diri. Kalau perlu, usulkan kepada boss untuk sesekali mengadakan pelatihan buat karyawan. Jika kantor Anda membutuhkan bantuan, jangan ragu menghubungi trainer yang tepat.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman
Author, Trainer, and Public Speaker

Powered by Telkomsel BlackBerry®
Related Posts with Thumbnails