tag:blogger.com,1999:blog-245681892024-03-13T05:32:44.023-07:00Formasio Diri SendiriMembentuk diri sendiri menjadi peribadi utuh, religius dan bijaksana...Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.comBlogger134125tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-74278663868572549692017-02-08T19:00:00.001-08:002017-02-08T19:00:30.193-08:00Bersukurlah bila anda masih memiliki Bapak & Ibu<div><span style="font-family: Calibri, 'Slate Pro', sans-serif, sans-serif;">Renungan : π</span></div><div><br></div><div>Org yg cinta anda dgn mata dibuka ialah *sahabat*</div><div><br></div><div>Org yg cinta anda dgn mata terpejam ialah *pasangan hidup*</div><div><br></div><div>Org yg cinta hingga anda menutup mata ialah *ibu*</div><div><br></div><div>Org yg cinta anda dgn tiada ekspresi mata ialah *bapak* </div><div><br></div><div>*Ibu* - Memperkenalkan anda kpd dunia.</div><div>*Bapak* - Memperkenalkan dunia kpd anda.</div><div><br></div><div>*Ibu* : Membawa anda kpd kehidupan.</div><div>*Bapak* : Membawa kehidupan kpd anda.</div><div><br></div><div>*Ibu* : Menjaga anda supaya tidak lapar.</div><div>*Bapak* : Membuat anda tahu makna lapar.</div><div><br></div><div>*Ibu* : Memberi anda kasih sayang.</div><div>*Bapak*: Memberi anda tanggungjawab.</div><div><br></div><div>*Ibu* : Mengajar anda supaya tidak terjatuh.</div><div>*Bapak* : Mengajar anda bangun bila terjatuh.</div><div><br></div><div>*Ibu* : Mengajar anda berjalan.</div><div>*Bapak* : Mengajar anda jalan hidup.</div><div><br></div><div>*Kasih Ibu* diketahui semenjak anda dilahirkan.</div><div>*Kasih Bapak* diketahui bila dia sudah tiada.</div><div><br></div><div>*Kasihilah akan bapak anda.*</div><div>*Sayangilah akan ibu anda*</div><div>Selagi mereka masih hidup.</div><div>rumah tidak akan berseri tanpa kehadiran anak, tapi rumah akan lebih sunyi bila ibu bapak sudah tiada.</div><div>Bersukurlah bila anda masih memiliki Bapak & Ibu. </div><div><br></div><div>πΉπ·πΊβ</div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-63843757368101827942016-12-26T17:37:00.001-08:002016-12-26T17:37:09.737-08:00Bagaimana menjadi bijaksana menurut Socrates?<iframe width="480" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/9vKInvjjSqw" frameborder="0" allowFullScreen=""></iframe>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-62601702201062842582016-12-26T17:36:00.001-08:002016-12-26T17:36:09.572-08:00Apa itu Penelitian Tindakan Kelas PTK?<iframe width="459" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/3DJGD5G-1ek" frameborder="0" allowFullScreen=""></iframe>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-86499275169487276822016-10-11T16:31:00.001-07:002016-10-11T16:31:38.901-07:00"Filosofi Orang Jepang Mengenai *Empati*"<div><br></div><div>"Filosofi Orang Jepang Mengenai *Empati*" (Bagus Banget , Wajib Dibaca & Share BerUlang2)</div><div><br></div><div>Hubungan antar Manusia yg paling tinggi Levelnya, yang terus diajarkan dari generasi ke generasi, diajarkan sejak Balita & menjadi Kiblat orang Jepang adalah *Empati*.</div><div><br></div><div>*Empati* atau mem-Posisi-kan diri menjadi ORANG LAIN</div><div>(memPosisikan diri Kita menjadi Lawan bicara).</div><div><br></div><div>Kalau sedang Ngomong sama Orang Tua, cobalah untuk menjadi orang Tua yang sering "keBingungan" itu.</div><div><br></div><div>Sedang Ngomong dengan "Anak Anda", maka jelmakan diri Anda menjadi Anak yang Bandel.</div><div><br></div><div>Sedang Ngomong ke Customer atau Downline, maka menJelmalah menjadi *Dia* terlebih dulu.</div><div><br></div><div>Mau Ngomong ke Upline, Sahabat, Musuh, maka jadikanlah diri Anda MenJadi diri Mereka terlebih dulu & bila Anda menjadi Dia, *Apa* yang ingin Anda Dengarkan?"</div><div><br></div><div>Kenapa dompet , Hp Dll yang jatuh di kereta Jepang, keMungkinan besar AKAN balik ke Pemiliknya?</div><div><br></div><div>Karena yg menemukan langsung akan berpikir, bila uang di dompet ini Saya Ambil... Jangan-jangan yang punya, gak Punya uang lagi, gajian baru bulan berikut nya, Dia pasti akan bingung bayar hutang, bingung bayar listrik, bingung beli makan, nanti Dia akan dimarahin Istri, Anak2nya & Dia akan keLaparan atau Dia akan Mati karena perBuatan Saya ini.</div><div><br></div><div>Ya, Mereka selalu berPikir tentang *Empati*.</div><div><br></div><div>Itulah makanya Negaranya Aman & cepat maju karena sejak Kecil sudah diAjarkan & MenDalami *Empati*.</div><div><br></div><div>1. Yang ketahuan Korupsi, bunuh diri karena Malu.</div><div><br></div><div>2. Pejabat yang merasa Gagal akan mundur, karena Dia pakai kacamata Rakyatnya.</div><div><br></div><div>3. Wanita pulang kerja malam hari terjamin keAmanannya, karena para Pria2 berPikir, gimana kalau itu Adik, Anak atau Istri Saya.</div><div><br></div><div>Milikilah ilmu orang Jepang seKiranya berManfaat .</div><div> </div><div>Gabatte Kudasai!</div><div><br></div><div><br></div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-86134068025561367512016-09-12T17:59:00.001-07:002016-09-12T17:59:51.374-07:00Integritas Seorang yang Selaras<div><span style="font-family: Calibri, 'Slate Pro', sans-serif, sans-serif;">Kemampuan bisa membawa Anda ke puncak, tapi wataklah yang akan mempertahankan Anda di sana. (John Wooden)_</span></div><div><br></div><div>Ini kisah tentang integritas yang menakjubkan. Dia bukan orang terkenal, melainkan orang biasa dengan integritas yang membuat kisahnya menjadi teladan.</div><div><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span></div><div>Seorang pria memulai kariernya sebagai karyawan di suatu perusahaan. Berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, dia menolak cara-cara curang untuk meng-goal-kan tujuannya. Banyak orang merendahkannya karena lambatnya kenaikan gaji maupun kenaikan pangkat yang diterimanya. Rekan-rekan yang bermaksud baik mengajarkan beberapa cara curang untuk memenangkan tender. Tetapi dia menolak, dan tetap teguh memakai cara lurus dalam bekerja.</div><div><br></div><div>Di saat krisis ekonomi, banyak perusahaan kolaps, termasuk perusahaan tempat pria ini bekerja juga bangkrut sehingga semua karyawan di-PHK. Di tengah kebingungan, pria ini bertemu dengan seorang yang dulu klien di perusahaannya. </div><div><br></div><div>Tahukah Anda apa yang dikatakan klien ini? "Bertahun-tahun saya telah mendengar integritas kamu, saya percaya pada kamu dan mau menginvestasikan modal untuk kamu kelola, kembalikan saja modal ini waktu kamu sudah bisa melunasinya." </div><div><br></div><div>Demikianlah yang terjadi, sementara teman-teman kerjanya kebingungan mencari pekerjaan baru, dia memulai bisnis yang telah diidam-idamkannya.</div><div><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span></div><div>Integritas akan mengikat kita dan membuat kita memiliki semangat kepuasan. Integritas tidak akan mengizinkan lidah kita berbicara lain dengan kata hati. </div><div><br></div><div>Integritas dapat menjadi "wasit" dalam hidup kita. </div><div><br></div><div>Integritas adalah karakter yang tidak bisa dikompromikan. Integritas akan melindungi kita dari pelbagai dampak buruk sampingan akibat cara-cara yang tidak benar. Jadi, berpeganglah pada kekuatan integritas.</div><div><br></div><div>*#semangat bekerja*</div><div>(copas dari WA)</div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-5099324500751091362016-06-06T03:25:00.000-07:002016-06-06T03:26:05.404-07:00Mengatasi Atasan Tak Kompeten<div><span style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; line-height: 19px; text-align: justify;">Maaf, siapa yang tidak kompeten? Atasan Anda? Oh, baiklah. Memang, banyak anak buah yang menganggap atasannya tidak kompeten. Ada yang menilainya secara obyektif. Dan ada pula yang sekedar penilaian subyektif belaka. Lantas, jika benar atasan Anda tidak kompeten; bagaimana mengatasinya?</span></div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Begini. Pertama, perlu disadari bahwa kehadiran kita sebagai bawahan adalah untuk menjadi penyokong kinerja atasan. Betul? Betul. Maka ketika sadar bahwa atasan Anda tidak kompeten, seharusnya; Anda memperkuat peran itu.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Faktanya, tidak ada kok atasan yang bisa mengerjakan semua hal sendirian. Apa lagi jika dia tidak punya background bidang yang kita kuasai. Makanya, nggak tepat kalau menuntut atasan bisa segalanya. Lagian, kita juga nggak serba bisa kan?</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Anda jago di bidang Anda. Atasan Anda bukan bidang itu keahliannya. So what? Nggak perlu mempermasalahkan itu. Justru sudah menjadi tugas Anda untuk menyokongnya dari aspek keahlian yang Anda miliki.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Dari pada fokus pada kekurangannya, mendingan bantu dia dengan peran penting Anda. Sambil memberi kesempatan kepadanya untuk menampilkan sisi terbaiknya. Demi kebaikan kita bersama.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Ketiga. Kalau Anda sama sekali tidak suka sama dia sekalipun. Tetap saja bekerja dengan sebaik-baiknya. Tidak usah terlalu mengumbar rasa tidak suka Anda. Kenapa? Karena, hal itu tidak akan mengubah fakta bahwa dia atasan Anda. Dan Anda, anak buahnya. Bahaya buat Anda malah. Nanti bisa terhambat karir Anda. Minimal, berkurang kenikmatan Anda dalam bekerja.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Ketiga. Kembangkan attitude Anda. Skill dan attitude itu dua mahluk yang berbeda. Jika sudah punya skill alias keahlian, maka pastikan juga punya attitude yang bagus. Ciri attitude yang bagus antara lain, menggunakan keahlian yang dimilikinya untuk mensupport orang lain dalam team. Baik kolega, maupun atasan.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Mengungkit-ungkit kekurangan orang lain bisa menjadi indikasi buruknya attitude kita. Ingatlah bahwa banyak orang yang skillnya bagus namun karirnya terhambat oleh attitudenya yang buruk.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Jika Anda punya skill yang bagus, dan dengan sabar menunjukkan attitude yang bagus walaupun atasan Anda banyak kekurangannya, maka Anda akan mendapatkan kredit poin yang bagus. Cepat atau lambat, orang juga bakal tahu siapa true leadernya. Masih ingat tentang leader de jure dan leader de facto?</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Banyak orang yang kecewa dengan kompetensi atasannya. Wajar, sebenarnya. Tapi apakah itu jadi baik atau buruk, bergantung cara kita menyikapinya. Jika karena kecewa pada atasan itu kita jadi kerja asal-asalan. Doyan bergunjing sama teman. Mengikuti irama dan pola kerja buruk orang lain, dampaknya bakal buruk.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Tapi jika karena kecewa dengan atasan yang tidak kompeten itu Anda semakin menunjukkan kompetensi Anda dalam menunjang kinerja team, maka Insya Allah; efeknya menjadi baik.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Tapi kan cape Dang kalau mesti nambalin bolong-bolongnya peran atasan?! Salah, kalau kita merasa nambalin. Yang bemar adalah, menjadikan kondisi itu momentum untuk bereksperimen; gimana caranya menjadi atasan yang bagus. Mumpung belum jadi atasan.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Memang benar, punya atasan yang kompeten itu enak sekali. Tapi kalau atasan kita kurang kompeten juga nggak bakal kalah enak kok. Kalau kita melihatnya sebagai peluang untuk mengembangkan diri.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Ketahuilah bahwa, semakin tidak kompeten atasan kita; makin dibutuhkannya dukungan anak buah yang kompeten. Sekarang, tinggal Andanya saja. Mampu menunjukkan kompetensi itu atau tidak. Memang, lebih mudah menonjolkan kelemahan atasan. Dari pada meminimalkannya dengan kompetensi kita. Tapi cara yang saya sarankan ini jelas lebih banyak manfaatnya, kan?</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Hanya untuk 5 perusahaan di JABODETABEK. Inhouse Training 2-4 jam di bulan Ramadhan dengan special rate hanya Rp. 7,5jt saja. Topik yang tersedia <b id="yui_3_16_0_ym19_1_1465181300917_7076" style="line-height: 1.22em;">"Spirituality At Work"</b> DAN<b id="yui_3_16_0_ym19_1_1465181300917_7077" style="line-height: 1.22em;">"Building Successful Professional Career"</b>. Silakan pilih salah satu topik yang cocok untuk kantor Anda. Hubungi DeKa di 0812-19899-737 atau <a id="yui_3_16_0_ym19_1_1465181300917_7078" href="mailto:dkadarusman@yahoo.com" style="line-height: 1.22em;">dkadarusman@yahoo.com</a></div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Salam hormat.</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Mari Berbagi Semangat!</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">DEKA β Dadang Kadarusman</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">HR Development Consultant</div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"><a id="yui_3_16_0_ym19_1_1465181300917_7085" href="http://www.dadangkadarusman.com/" style="line-height: 1.22em;">www.dadangkadarusman.com</a></div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 19px; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"><b id="yui_3_16_0_ym19_1_1465181300917_7088" style="line-height: 1.22em;">Catatan kaki:</b></div><div><span style="line-height: 1.22em; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">Kebanyakan klien pelatihan saya adalah pelanggan lama yang sebelumnya pernah mengundang saya. Atau pelanggan baru yang mendapatkan rekomendasi dari klien lainnya. Mungkin perusahaan Anda akan cocok juga dengan materi dan metode pelatihan saya. Hubungi DeKa di 0812-19899-737 atau</span><span style="line-height: 1.22em; color: rgb(0, 0, 0); font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;"> </span><a href="mailto:dkadarusman@yahoo.com" style="line-height: 1.22em; font-family: 'bookman old style', 'new york', times, serif; font-size: 16px; text-align: justify;">dkadarusman@yahoo.com</a></div><div><br></div><div><span style="font-family: Calibri, 'Slate Pro', sans-serif, sans-serif;"><br></span></div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-51976149087123825312016-04-15T21:06:00.001-07:002016-04-15T21:06:14.739-07:00Gaya Hidup dan Perencanaan Pensiun (PRITA HAPSARI GHOZIE)<div><span style="font-family: inherit; font-size: 1em; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; background-color: rgb(255, 255, 255); color: rgb(0, 0, 0);">Beberapa bulan lalu, saya menerima slip pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan untuk rumah di bilangan Jakarta. Betapa terkejutnya tatkala mendapati bahwa beban pajak yang harus saya bayarkan melonjak dua kali lipat!</span></div><article style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: 'Droid Sans', sans-serif; line-height: 16px; font-size: 16px; vertical-align: baseline; position: relative; color: rgb(0, 0, 0); background-color: rgb(255, 255, 255);"><aside class="article-pullout" style="box-sizing: border-box; margin: 5px 10px 5px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; float: left; max-width: 100%; min-width: 100%;"><figure class="interactive-media-slideshow article-media-container pr" media-id="0" style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; position: relative; cursor: pointer;"><img id="portrait" class="article-image" src="http://cdn.img.print.kompas.com/getattachment/a681ff23-ead6-4c2d-b4eb-97f956fa3cdc/315969?maxsidesize=300" alt="" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; max-width: 100%; display: block; width: 300px;"><figcaption class="article-image-caption" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.3em; font-size: 0.8em; vertical-align: baseline; color: rgb(148, 148, 148); position: static; bottom: 0px; left: 0px; width: 300px;"><span class="photo-credit" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; font-size: 0.75em; vertical-align: baseline; width: 300px; text-transform: uppercase; display: block; text-align: right;">ARSIP PRIBADI</span></figcaption></figure></aside><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;"></p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Pikiran saya pun langsung melayang kepada beberapa tetangga yang sudah masuk usia pensiun, bagaimana mereka dapat membayar biaya hidup kelak? Kenaikan biaya hidup pasti menjadi sebuah tantangan tersendiri saat memasuki masa pensiun. Sudah siapkah kita apabila tiba masanya?</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Persiapan pensiun dalam perencanaan keuangan adalah salah satu tujuan keuangan yang penting dalam hidup seseorang. Berdasarkan riset yang dirilis Bank Dunia, penduduk lansia di Indonesia diprediksi akan mencapai 50 juta orang di tahun 2025 dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Dengan kemajuan teknologi kesehatan, para lansia juga memiliki harapan hidup yang lebih baik sehingga banyak saya temui saat ini adalah para pensiunan yang sudah menipis saldo asetnya disebabkan salah memperhitungkan besaran biaya hidup.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Kesalahan yang umum terjadi adalah menyepelekan biaya gaya hidup yang sulit untuk diturunkan. Banyak di antara kita beranggapan saat pensiun pengeluaran akan turun, padahal kenyataannya akan meningkat. Kapankah momen jalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau liburan ke luar kota? Saat bekerja, kegiatan tersebut biasa dilaksanakan di akhir pekan atau saat tanggal merah. Saat pensiun: <em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline;">everyday is a holiday</em>!</p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Antisipasi</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Untuk mengantisipasi kegagalan dalam mempersiapkan biaya hidup di masa depan, maka perencanaan pensiun adalah solusinya. Perencanaan pensiun dapat dibagi menjadi empat tahapan. Tahap pertama adalah masa awal, umumnya <em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline;">first jobber</em> hingga usia 35 tahun. Fokus pada kedisiplinan dalam menyisihkan penghasilan untuk berinvestasi.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Tahap kedua adalah masa kemapanan, umumnya berusia 35 tahun hingga 50 tahun. Fokus dalam investasi seharusnya sudah mulai merambah ke aset keuangan yang dapat memberikan penghasilan pasif. Misalnya, membeli apartemen untuk disewakan, menambah lahan tanah untuk perkebunan, dan lainnya. Di masa ini, investasi juga dapat ditempatkan di produk keuangan yang agresif seperti reksa dana saham atau membeli saham lapis pertama. Aset yang lebih agresif ini diperlukan untuk keperluan biaya hidup di atas usia 65 tahun kelak.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Tahap ketiga adalah masa persiapan pensiun. Umumnya dimulai lima tahun menjelang pensiun. Di masa inilah sangat penting untuk menghitung secara tepat kebutuhan biaya hidup di masa pensiun dan sumber daya apa saja yang telah dimiliki. Khusus untuk pembaca dalam tahapan ini, di tulisan ini saya tambahkan tips dalam hal langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Pertama, hitung jumlah aset dan kewajiban yang Anda miliki saat ini. Apabila Anda masih punya saldo utang pinjaman perumahan atau utang kartu kredit, maka inilah prioritas utama yang harus Anda lunasi mulai dari sekarang. Usahakan memulai pensiun tanpa beban utang.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Kedua, siapa saja anak atau tanggungan lain yang belum berusia 21 tahun. Anda harus menghitung dengan pasti kebutuhan dana pendidikan untuk mereka ditambah kebutuhan dana menikah. Perhitungan sebaiknya bukan hanya untuk biaya pangkal dan biaya semester, melainkan termasuk juga biaya hidup (kos, transportasi, dan lainnya) serta biaya buku.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Ketiga, buat anggaran untuk biaya hidup di masa pensiun. Perhatikan pos pengeluaran yang berpotensi meningkat di atas tingkat inflasi seperti pos transportasi, pos listrik, pos pajak, dan lainnya. Untuk pos pengeluaran lain, Anda bisa gunakan kenaikan inflasi normal. Jangan lupa juga tambahkan untuk pos biaya kesehatan yang umumnya akan meningkat kebutuhannya di masa pensiun.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Keempat, hitung sumber penghasilan Anda di masa pensiun. Secara umum untuk karyawan, Anda akan mendapatkan saldo Jaminan Hari Tua, saldo dana pensiun, dan mungkin uang jasa dari pekerjaan sebelumnya. Coba hitung kembali, apakah saldo dananya cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda kelak? Jika tidak, periksa jumlah aset yang telah Anda miliki.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Pada tahap ini, pengaturan aset investasi sebaiknya dilakukan dengan cermat. Aset investasi dan dana yang tersedia masih dapat dimaksimalkan untuk kenaikan modal pensiun. Penempatan dana dapat dilakukan di produk obligasi korporasi, reksa dana campuran, ataupun di bisnis. Cermati perkembangan investasi setiap tahun dan pastikan dana darurat tetap tersedia dalam jumlah yang ideal.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Tahap terakhir adalah masa mulai memasuki usia pensiun yang dapat dimulai sejak 55 tahun atau bahkan lebih cepat. Perencanaan dapat dilakukan dengan menyesuaikan aset yang tersedia dengan anggaran hidup yang baru. Alokasi aset investasi penting untuk dilakukan, terutama jika punya aset yang tidak produktif. Sebagian aset investasi yang akan digunakan sebagai sumber pendanaan biaya hidup harus dikonversi menjadi tabungan atau deposito. Usahakan untuk menggunakan bagi hasil bulanan sebagai sumber penghasilan.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Mempersiapkan masa pensiun pasti tidak lepas dari gaya hidup yang dipilih. Saya percaya setiap orang berhak mendapatkan masa emas yang sejahtera dan tidak pernah ada kata terlambat untuk berencana. <em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline;">Live a beautiful life</em>!<em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline;"></em></p><p class="article-footnote" style="box-sizing: border-box; margin: 30px 0px 50px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 0.75em; vertical-align: baseline; color: rgb(153, 153, 153);"><span style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; display: block;">Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 April 2016, di halaman 25 dengan judul "Gaya Hidup dan Perencanaan Pensiun".</span></p></article><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-11511650316828534172016-04-08T18:31:00.000-07:002016-04-08T18:32:03.937-07:00PSIKOLOGI: Penyesalan (AGUSTINE DWIPUTRI)<div><span style="font-family: inherit; font-size: 1.1em; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; background-color: rgb(255, 255, 255); color: rgb(0, 0, 0);">Dalam hidup adakalanya timbul penyesalan mengenai suatu tindakan yang kita lakukan, misalnya kita telah ingkar janji kepada seseorang; telah menyakiti hati ibu; memilih tempat kerja yang keliru; atau tidak berhasil mendapat beasiswa. Biasanya perasaan tersebut kemudian menghambat kita dalam melangkah ke depan. Bagaimana tindakan kita agar bisa meminimalkan rasa tersebut?</span></div><article style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: 'Droid Sans', sans-serif; line-height: 16px; font-size: 16px; vertical-align: baseline; position: relative; color: rgb(0, 0, 0); background-color: rgb(255, 255, 255);"><aside class="article-pullout" style="box-sizing: border-box; margin: 5px 10px 5px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; float: left; max-width: 100%; min-width: 100%;"><figure class="interactive-media-slideshow article-media-container pr" media-id="0" style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; position: relative; cursor: pointer;"><img id="portrait" class="article-image" src="http://cdn.img.print.kompas.com/getattachment/c6915983-9079-48bd-b1eb-2f0d64347a95/313111?maxsidesize=300" alt="Agustine Dwiputri" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; max-width: 100%; display: block; width: 300px;"><figcaption class="article-image-caption" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.3em; font-size: 0.8em; vertical-align: baseline; color: rgb(148, 148, 148); position: static; bottom: 0px; left: 0px; width: 300px;"><span class="photo-credit" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; font-size: 0.75em; vertical-align: baseline; width: 300px; text-transform: uppercase; display: block; text-align: right;">ARSIP PRIBADI</span>Agustine Dwiputri</figcaption></figure></aside><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;"></p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Marc Muchnick (2011) dalam bukunya,<em style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline;">No More Regrets</em>, mengatakan bahwa penyesalan berkaitan dengan segala hal yang telah kita lakukan, tetapi kita berharap tidak melakukannya atau ketika kita gagal melakukan sesuatu padahal kita berharap dapat melakukan. Keduanya sama-sama menghasilkan ketidakbahagiaan atau kekecewaan. Dengan kata lain, penyesalan adalah semua hal yang kita lakukan ataupun yang tidak kita lakukan. Oleh karena itu, penyesalan adalah tentang perilaku dan perasaan kita mengenai ketidakbahagiaan atau kekecewaan, yang berkaitan dengan perilaku tersebut.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Memahami penyesalan sebagai hasil dari perilaku kita berimplikasi langsung pada bagaimana kita membuat keputusan. Biasanya kita membawa sejumlah elemen dalam kerangka pengambilan keputusan kita, seperti waktu, konteks, kesempatan, dan biaya. Bagaimana kita akan merasakan sesuatu tentang keputusan setelah dibuat, apa yang akan menjadi dampak, dan sebagainya.</p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Penyesalan dan kesalahan</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Perlu diingat bahwa penyesalan tidak selalu sama dengan kesalahan. Kita bisa belajar banyak dari kesalahan kita, tetapi tidak perlu harus menyesalinya. Bahkan, dalam kenyataannya, beberapa pelajaran terbaik dalam hidup berasal dari membuat kesalahan. Pada dasarnya, penyesalan dan kesalahan kita dapat berbeda melalui perasaan positif atau negatif yang kita hubungkan dengan tindakan tertentu. Sementara kita semua masih akan bertindak salah, maka kuncinya adalah menghindari membuat kesalahan yang akhirnya kita menyesal.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Lebih lanjut Muchnick mengatakan, meskipun sumber-sumber penyesalan adalah unik bagi setiap orang, ada aspek tambahan dalam memahami penyesalan, yaitu terdapatnya beberapa tema umum pada penyesalan, di antaranya:</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">- Kita terjebak dalam berbagai kebiasaan dan menjadi tahanan bagi rasa penyesalan kita.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">- Kita mengandalkan banyak hal atau orang lain.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">- Kita mengorbankan otentisitas (keaslian) kita.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">- Kita berhenti tumbuh, belajar, dan berkembang.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">- Kita menjadi terlalu mementingkan diri sendiri, tidak sensitif, dan menghakimi.</p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Mengurangi munculnya penyesalan</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Dari sekian banyak cara yang ditawarkan Muchnick, pertama yang harus dilakukan adalah keluar dari berbagai kebiasaan yang Anda lakukan. Terdapat beberapa langkah untuk menjalani hal utama ini:</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">1. Berhenti melakukan hal yang tidak berguna.</p><div class="article-media-container" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline;"><figure class="interactive-media-slideshow article-media-container pr" media-id="1" style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; position: relative; cursor: pointer;"><img id="landscape" class="article-image" src="http://cdn.img.print.kompas.com/getattachment/3855eea5-8251-4b45-a071-4bc753fa980d/313112" alt="" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; max-width: 100%; display: block; width: 300px;"><figcaption class="article-image-caption" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.3em; font-size: 0.8em; vertical-align: baseline; color: rgb(148, 148, 148); position: static; bottom: 0px; left: 0px; width: 300px;"><span class="photo-credit" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; font-size: 0.75em; vertical-align: baseline; width: 300px; text-transform: uppercase; display: block; text-align: right;"></span></figcaption></figure></div><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;"></p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Jangan berharap hidup menjadi berbeda jika Anda tetap melakukan apa yang selalu Anda lakukan. Apakah Anda berada dalam suatu hubungan yang buruk, pekerjaan yang salah, atau tempat dalam hidup Anda di mana Anda merasa terjebak, milikilah keberanian untuk mengubah dan menghentikan hal-hal yang merugikan Anda. Bebaskan diri dari penyesalan terhadap kondisi Anda dan ambillah arah baru yang berguna untuk Anda.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">2. Pilih satu hal untuk memulai.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Lebih baik melakukan satu hal secara sungguh-sungguh daripada banyak hal secara buruk. Ketika melihat daftar hal-hal yang harus Anda lakukan, jangan mencoba untuk mengerjakan semuanya sekaligus. Sebaliknya, pertimbangkan satu hal pada daftar yang akan memberikan kepuasan terbesar dan paling efisien untuk waktu yang Anda gunakan. Kemudian pilih titik awal sehingga Anda dapat mulai bekerja menuju sukses. Ini akan membantu Anda merasa berenergi karena Anda akan memiliki strategi untuk bergerak maju dan tidak akan lagi merasa terjebak.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">3. Berdamai dengan diri sendiri.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Penyesalan dapat bertahan kuat pada diri seseorang. Maka kuncinya adalah belajar bagaimana melepaskan diri dari cengkeramannya. Misalnya dengan meyakini bahwa saya tidak lagi terbebani oleh penyesalan yang berat karena saya telah melepaskan beban emosional saya dari kegagalan mempertahankan perkawinan. Ketika menghadapi hal yang menyiksa, hentikan gejolak batin. Berikan diri Anda izin untuk menjadi tidak sempurna dan tidak menyalahkan diri sendiri atas situasi yang tidak bisa Anda kendalikan. Berdamailah dengan diri sendiri dan atur diri Anda agar bebas dari masa lalu.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">4. Ubah kesulitan menjadi peluang.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Jika kemudian Anda dihadapkan pada kesulitan, pikirkan bagaimana Anda dapat mengubahnya menjadi sebuah kesempatan. Pertimbangkan cara yang unik dan inovatif dalam mencari solusi. Lihatlah kemungkinan untuk sukses sebagai lawan dari kegagalan. Yakin pada diri sendiri dan miliki kepercayaan diri untuk merangkul situasi serta menghadapi tantangan ke depan.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">5. Hindari mencari korban/menyalahkan orang.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Cara yang baik untuk memulai adalah dengan mengakui bahwa kita masing-masing memiliki kekuatan untuk mengubah cara kita bereaksi terhadap situasi yang kita hadapi dalam hidup. Misalnya, jika Anda merasa tidak puas dengan pekerjaan Anda, mengalami masalah hubungan dengan orang, bagaimana Anda menangani situasi ini benar-benar tetap bergantung pada Anda. Melihat ke dalam bukannya ke luar untuk mengidentifikasi sumber sejati dari penyesalan Anda. Tahan diri dari menyalahkan orang lain, membuat alasan, dan bertindak tak berdaya. Berhentilah mengeluh, ambil tanggung jawab pribadi untuk situasi Anda dan juga untuk solusi. Ketika kita berhenti mengasihani diri kita sendiri, perasaan menyesal tentang keadaan hidup kita akan mereda dan mampu melihat dunia dengan cara pandang yang lebih baik.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">6. Menjauh dari orang yang "meracuni" diri.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Berada di sekitar orang "beracun" adalah suatu resep untuk penyesalan. Hindari mereka dari kehidupan Anda dan tinggal sejauh mungkin dari mereka. Sebaliknya, kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang bersikap positif. Berada di sekitar mereka akan membuat Anda merasa lebih bersemangat, termotivasi, percaya diri, terinspirasi, bahagia, dan terus hidup.</p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Melakukan hal yang benar</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Selain langkah-langkah di atas, hal lain yang juga penting diperhatikan ketika kita tengah memilih satu tindakan melampaui tindakan lainnya dalam hidup adalah selalu melakukan hal benar. Hal yang benar itu bergantung pada interpretasi individual. Ini yang menyebabkan mengapa kita harus membiarkan hati nurani kita menjadi penuntun dalam bertindak. Dalam konteks penyesalan, maka definisi dari hal yang benar mungkin paling diartikulasikan sebagai "pilihan yang tidak akan membuat Anda menyesal".</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Melakukan hal yang benar adalah mampu hidup dengan berbagai keputusan Anda dalam setiap bagian kehidupan Anda. Pastikan bahwa keputusan Anda adalah sesuatu yang membuat Anda akan merasa bangga dan siap untuk tetap mendukung atau mempertahankannya. Ketika melakukan hal yang benar, Anda tidak akan pernah menyesali apa yang telah dilakukan.</p><p class="article-footnote" style="box-sizing: border-box; margin: 30px 0px 50px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 0.75em; vertical-align: baseline; color: rgb(153, 153, 153);"><span style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; display: block;">Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 April 2016, di halaman 25 dengan judul "Penyesalan".</span></p></article><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-37560278935307492862015-08-29T18:55:00.001-07:002015-08-29T18:55:28.344-07:00INSPIRING True STORY: Mr. George C. Boldt<div><div><span style="font-family: Calibri, 'Slate Pro', sans-serif;">Suatu malam di suatu kota di Philadelphia, USA, sepasang suami-istri sepuh masuk ke sebuah hotel kecil. Mereka bertanya kepada resepsionis di situ...</span></div><div><br></div><div>Suami : Apakah masih ada kamar untuk kami berdua ...?</div><div><br></div><div>Resepsionis: Maaf sekali Pak, kamar kami penuh semua dan kebetulan di kota ini sedang ada 3 events besar, sehingga semua hotel penuh</div><div><br></div><div>Suami : Oooh, baiklah kalau begitu ...</div><div><br></div><div>Resepsionis : Tetapi saya tidak mungkin menolak Bapak & Ibu serta menyuruh pergi di tengah malam begini sementara di luar hujan badai... Kalau berkenan, bapak dan ibu boleh menginap di kamar saya. Segera saya akan membereskan kamar saya...</div><div><br></div><div>Suami & istri : ... (mengangguk tanda setuju) Terima kasih anak muda... Thank you, young man! </div><div><br></div><div>Dua tahun berlalu, dan resepsionis tadi hampir melupakan kejadian itu, ketika menerima surat yang mengingatkannya pada malam hujan badai tersebut.</div><div><br></div><div>Lelaki muda ini diminta datang mengunjungi pasangan tersebut di New York & terlampir tiket pesawat pulang-pergi untuk-nya ...</div><div><br></div><div>Di New York, laki-laki tua itu membawanya ke sudut 5th Avenue & 34th Street, lalu menunjuk sebuah gedung baru yang megah, sebuah istana dengan batu kemerahan dan menara (tower) yang menjulang ke langit... Sebuah sky scraper mewah.</div><div><br></div><div>Lelaki tua : Itu adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk Anda kelola...</div><div><br></div><div>Resepsionis: ha ha...ha.Anda pasti sedang bercanda ... </div><div><br></div><div>Lelaki tua: ... Sure, saya tidak sedang bergura</div><div><br></div><div>Nama lelaki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah Waldorf-Astoria Hotel.</div><div><br></div><div>Resepsionis itu, adalah Mr. George C. Boldt yg akhirnya menjadi CEO dari jaringan WALDORF-ASTORIA HOTEL yang kini berdiri di hampir seluruh kota-kota besar di seluruh dunia</div><div><br></div><div>Moral of this story:</div><div><br></div><div>Jangan pernah berhenti untuk berbuat baik kepada siapa-pun, kapan-pun & dimana-pun...jangan sampai hidup kita dipakai u menekan dan menipu orang...karena semua pasti ada balasannya...</div><div><br></div><div>You get what You give, whether it's good or bad.</div><div><br></div></div><div><br></div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-73019852674142393402015-08-26T07:02:00.001-07:002015-08-26T07:02:06.717-07:0013 kata βJANGAN MENUNGGUβ<div><span style="font-family: Calibri, 'Slate Pro', sans-serif;">************************</span></div><div>π1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.</div><div>π»2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.</div><div>π»3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.</div><div>π»4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan β¦.</div><div>π»5. Jangan menunggu orang memahami kamu. baru kamu memahami dia, tΓ’Γi pahamilah orangitu, maka orang itu paham dengan kamu.</div><div>π»6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis.tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.</div><div>π»7. Jangan menunggu projek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka projek akan menunggumu.</div><div>π»8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.</div><div>π»9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rezeki yang lainnya.</div><div>π»10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.</div><div>π»11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.</div><div>π»12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa! </div><div>π»13. Jangan menunggu waktu luang tuk ber-Ibadah.</div><div>Tapi luangkan waktu tuk ber-Ibadah.v</div><div>πΊDanβ¦ Jangan menunggu lama lagi untuk membagikan tulisan ini kepada semua orang yang anda kenalβ¦π</div><div><br></div><div>(dari WA)</div><div><br></div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-61893321475722940492015-08-04T21:06:00.001-07:002015-08-04T21:06:34.796-07:00Manusia-manusia Rigid, Akan Sulit Sendiri (Rhenald Kasali)<div><br name="BB10" caretmarkerset="INVALID" class="markedForCaretMarkerRemoval"></div><div>Sebuah inspirasi menghadapi tantangan & menjalani hidup....</div><div><br name="BB10" caretmarkerset="INVALID" class="markedForCaretMarkerRemoval"></div><div>Manusia-manusia Rigid, Akan Sulit Sendiri</div><div>(oleh: Rhenald Kasali)</div><div><br></div><div>Dalam perjalanan pulang ke Jakarta dari Frankfurt, duduk di sebelah saya salah seorang CEO perusahaan terkemuka Indonesia. Pria berkebangsaan India yang sangat berpendidikan itu bercerita tentang karir dan perusahannya.</div><div><br></div><div>Gerakan keduanya (karir dan perusahaannya) begitu lincah. Tidak seperti kita, yang masih rigid, terperangkap pola lama, seakan-akan semua layak dipagari, dibuat sulit. Perusahaan sulit bergerak, impor-ekspor bergerak lambat, dwelling time tidak konsisten. Sama seperti karier sebagian kita, terkunci di tempat. Akhirnya hanya bisa mengeluh.</div><div><br></div><div>Pria itu dibesarkan di India, kuliah S-1 sampai selesai di sana, menjadi alumni Fullbright, mengambil S-2 di Amerika Serikat, lalu berkarir di India sampai usia 45 tahun. Setelah itu menjadi CEO di perusahaan multinasional dari Indonesia.</div><div><br></div><div>Perusahaannya baru saja mengambil alih sebuah pabrik besar di Frankfurt. Namun karena orang di Frankfurt masih kurang yakin dipimpin eksekutif dari emerging countries, ia membujuk pemasoknya dari Italia agar ikut memiliki saham minoritas di Frankfurt. Dengan kepemilikan itu, pabrik di Frankfurt dikelola eksekutif dari Eropa (Italia).</div><div><br></div><div>Solved!</div><div><br></div><div>Itu adalah gambaran dari agility. Kelincahan bergerak yang lahir dari fenomena borderles world. Anehnya juga kita mendengar begitu banyak orang yang cemas menghadapi perubahan. Dunia sudah lebih terbuka, mengapa harus terus merasa sulit? Susah di sini, bisa bergeser ke benua lain. Tak ada lagi yang sulit. Ini tentu harus disyukuri.</div><div><br></div><div>Serangan Tenaga Kerja</div><div><br></div><div>Belum lama ini kita membaca berita tentang kegusaran seseorang yang tulisannya diforward kemana-mana melalui media sosial. Mulai dari berkurang agresifnya angka pertumbuhan, sampai serangan tenaga kerja dari China.</div><div><br></div><div>Berita itu di-forward kesana β kemari, sehingga seakan-akan tak ada lagi masa depan di sini. Yang mengherankan saya, mengapa ia tidak pindah saja bekerja dan berimigrasi ke negara yang dipikirnya hebat itu?</div><div><br></div><div>Bekerja atau berkarir di luar negri tentu akan menguntungkan bangsa ini. Pertama, Anda akan memberi kesempatan kerja pada orang lain yang kurang beruntung. Dan kedua, Anda akan mendapatkan wisdom, bahwa hal serupa, komplain yang sama ternyata juga ada di luar negri.</div><div><br></div><div>Rekan saya, CEO yang saya temui di pesawat Lufthansa tadi mengeluhkan tentang negerinya. "Orang Indonesia baik-baik, bekerja di Indonesia menyenangkan. Kalau diajari sedikit, bangsa Anda cepat belajar. Pikiran dan tindakannya terstruktur. India tidak! Di India politisi selalu mengganggu pemerintah. Irama kerja buruh tidak terstruktur. Pertumbuhan ekonomi terlalu cepat, membuat persaingan menggila. Rakyatnya makin konsumtif dan materialistis." Kalimat itu ia ucapkan berkali-kali.</div><div><br></div><div>Susah? Kerja Lebih Profesional!</div><div><br></div><div>Di Italia, guide saya, seorang kepala keluarga berusia muda mengantar saya melewati ladang-ladang anggur di Tuscany, menolak menemani makan siang yang disajikan mitra kerja Rumah Perubahan di rumahnya yang indah. "Biarkan saya hanya makan salad di luar. Saya dilarang makan enak saat mengemudi," ujarnya.</div><div><br></div><div>Kepada putra saya ia mengajari. "Saat bekerja kita harus bekerja, harus profesional, gesit dan disiplin. Cari kerja itu sulit, mempertahankannya jauh lebih sulit. Kita harus lebih kompetitif dari orang lain kalau tetap ingin bekerja," ujarnya.</div><div><br></div><div>Di dalam vineyard-nya yang indah, rekan saya menyajikan aneka makanan Italia yang lezat, lengkap dengan demo masak dan ritual mencicipi wine yang dianggap sakral. Di situ mereka berkeluh kesah tentang perekonomian Eropa yang terganggu Yunani belakangan ini. Dan lagi-lagi mereka menyebutkan kehidupan yang nyaman itu ada di Pulau Dewata, Bali dan Pulau Jawa.</div><div><br></div><div>Ketika saya ceritakan bahwa kami di Indonesia juga sedang susah, dia mendengarkan baik-baik. "Dari dulu kalian terlalu rendah hati, selalu merasa paling miskin dan paling susah. Ketika kalian sudah menjadi bangsa yang kaya, tetap merasa miskin. Tetapi, saya tak pernah melihat bangsa yang lebih kaya, lebih merdeka, lebih bahagia, dari pada Indonesia." Saya pun terdiam.</div><div><br></div><div>Di Singapura, saya mengirim berita tentang komplain terhadap masalah dollar AS dan ancaman kesulitan pada rekan lain yang sudah lima tahun ini berkarir di sana. Ia pun menjawab ringan, "Suruh orang-orang itu kerja di sini saja."</div><div><br></div><div>Tak lama kemudian ia pun meneruskan. "Kalau sudah kerja di sini baru tahu apa artinya kerja keras dan hidup yang fragile."</div><div><br></div><div>Saya jadi teringat curhat habis-habisan yang ia utarakan saat saya berobat ke negeri itu. "Mana bisa konkow-konkow, main Facebook, nge-tweet di jam kerja? Semua harus disiplin, berani maju, kompetitif, dan siap diberhentikan kalau hasil kerja buruk. Di negeri kita (Indonesia), saya masih bisa bersantai-santai, karyawan banyak, hasil kerja tidak penting, yang penting bos tidak marah saja," ujarnya.</div><div><br></div><div>Saat itu ia tengah menghadapi masa probation atau percobaan. Sungguh khawatir kursinya akan direbut pekerja lain dari India, Turki, dan Prancis yang bahasa Inggrisnya lebih bagus, dan ritme kerjanya lebih cepat. Ternyata bekerja di negeri yang perekonomiannya bagus itu juga tidak mudah. Padahal di sana mereka lihat kerja yang enak itu ya di sini.</div><div><br></div><div>Bangsa Merdeka Jangan Cengeng</div><div><br></div><div>Saya makin terkekeh membaca berita yang disebarluaskan para haters melalui grup-grup WA, bahwa pemerintah sekarang tidak perform, membiarkan sepuluh ribuan buruh dari China merangsek masuk ke negri ini. Sungguh, saya tak gusar dengan serangan tenaga kerja itu. Yang membuat saya gusar adalah kalau hal serupa dilakukan bangsa-bangsa lain terhadap tenaga kerja asal Indonesia di luar negri.</div><div><br></div><div>Penyebar berita kebencian itu mestinya lebih rajin jalan-jalan ke luar negri. Bukankah dunia sudah borderless, tiket pesawat juga sudah jauh lebih murah. Cara menginap juga sangat mudah dan murah. Kalau saja ia rajin, maka ia akan menemukan fakta-fakta ini: Sebanyak 300.000 orang tenaga kerja Indonesia bekerja di Taiwan. 250.000 lainnya di Hongkong. Lebih dari 100.000 orang ada di Malaysia. Selain itu, perusahaan-perusahaan kita sudah mulai mengepung Nigeria, Myanmar, dan Brazil. Bahkan juga canada dan Amerika.</div><div><br></div><div>Jadi bagaimana ya? Kok baru dikepung 10.000 saja kita sudah rasis? Ini tentu mengerikan.</div><div><br></div><div>Lalu dari grup WA para alumnus sekolah, belakangan ini saja juga mendapat kiriman teman-teman yang kini berkarir di manca negara. Delapan keluarga teman kuliah saya ada di Kanada, beberapa di Jerman dan Eropa, puluhan di Amerika Serikat, dan yang terbanyak tentu saja di Jakarta. Semakin banyak orang kita yang berkarier bebas di mancanegara. Karir mereka tidak rigid.</div><div><br></div><div>Jadi, janganlah kita cengeng. Beraninya hanya curhat dan komplain, tapi tak berbuat apa-apa. Bahkan beraninya hanya menyuarakan kebencian. Atau paling-paling cuma mengajak berantem dan membuat akun palsu bertebaran. Kita juga jangan mudah berprasangka.</div><div><br></div><div>Syukuri yang sudah didapat. Kecemasan hanya mungkin diatasi dengan berkomitmen untuk bekerja lebih jujur, lebih keras, lebih respek, lebih profesional, dan memberi lebih.</div><div><br></div><div>Kalau Anda merasa Indonesia sudah "berbahaya" ya belain dong. Kalau Anda merasa tak senang dengan orang lain, ya sudah, pindah saja ke luar negri. Mudah kok. Di sana Anda akan mendapatkan wisdom, atas kata-kata dan perbuatan sendiri. Di sana kita baru bisa merasakan kayanya Indonesia. Di sana kita baru tahu bahwa tak ada hidup yang mudah.</div><div><br name="BB10" caretmarkerset="INVALID" class="markedForCaretMarkerRemoval"></div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-23535718790076814042015-05-04T04:35:00.001-07:002015-05-04T04:35:58.111-07:00"Kita nggak kalah bagus dari bule"<div>βOrang bule, tidak selalu memiliki kemampuan lebih baik dari kita. Meski mereka dibayar lebih tinggi. Ada bule yang nggak bisa sama sekali. Ada bule bagus? Tentu. Yang bagus banget juga.</div><div><br></div><div>Jika bisa mendidik diri, kita nggak kalah bagus dari bule. Malah bisa lebih bagus dari mereka.</div><div> </div><div>Masalahnya, kita sering inferior dihadapan mereka. Belum apa-apa sudah keder duluan. Padahal mungkin, kemampuan kita sepadan.</div><div> </div><div>Kita juga sering mempermasalahkan timpangnya bayaran. Gak usah gitu. Mendingan fokus dengan urusan pengembangan diri.</div><div> </div><div>Nggak usah mikirin 'diskriminasi'. Itu mah sudah menjadi perilaku global. Bangsa superior, menilai rendah kaum inferior. Makanya, kita tidak boleh menjadi bangsa yang inferior lagi.</div><div> </div><div>Anda, boleh berharap presiden RI bisa membangun citra negeri yang berwibawa ke seantero dunia. Seperti Soekarno deh.</div><div> </div><div>Tapi entah sampai sejauh mana presiden sekarang mampu membangun citra bangsa berwibawa itu.</div><div> </div><div>Lagi pula, kita mesti membangun citra diri secara individu. Supaya punya nyali dan taji untuk memasuki kancah persaingan.</div><div> </div><div>Setiap pribadi mesti memiliki kualitas, dignity, dan sikap mental kelas satu. Sehingga, bisa sejajar dengan bule-bule yang bagus. Meski masih dibayar lebih rendah; tapi soal kemampuan, kita nggak boleh kalah.</div><div> </div><div>Kejadian di ring tinju kemarin bisa menjadi contoh. Kualitas Paquiao membuat hambar kemenangan 'bule' Mayweather. Meski pun dibayar lebih rendah, dan diganjar dengan angka minim; tapi mata awam dan profesional pun tahu, siapa yang bertinju dengan bagus dalam pertandingan itu.</div><div> </div><div>Dikantor, mungkin Anda juga dibayar lebih rendah daripada bule. Tapi Anda bisa membuat semua orang sadar bahwa ternyata, Anda juga bagus banget. Karena faktanya, kita nggak kalah bagus dari bule.</div><div> </div><div>Salam hormat,</div><div>Mari Berbagi Semangat!</div><div>DEKA β Dadang Kadarusman </div><div>Author, Trainer, and Public Speaker</div><div><br></div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-5941191937193514932015-04-26T18:32:00.001-07:002015-04-26T18:32:51.439-07:00PSIKOLOGI: Psikologi, Peran Alam Bawah Sadar Dalam Memperbaiki Diri (AGUSTINE DWIPUTRI)<div><span style="font-family: inherit; font-size: 1.1em; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; background-color: rgb(246, 246, 246); color: rgb(0, 0, 0);">Selain menggunakan strategi yang kita lakukan secara sadar, ternyata peran alam bawah sadar juga cukup besar membantu kita. Bagaimana alam bawah sadar menghapus hambatan mental pada diri Anda?</span></div><article style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: 'Droid Sans', sans-serif; line-height: 16px; font-size: 16px; vertical-align: baseline; color: rgb(0, 0, 0); background-color: rgb(246, 246, 246);"><div class="article-media-container" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline;"><figure class="interactive-media-slideshow article-media-container pr" media-id="0" style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; position: relative; cursor: pointer;"><img id="landscape" class="article-image" src="http://cdn.img.print.kompas.com/getattachment/48457a3b-c0cf-42fb-bcd9-9bc4d702ea1d/183189" alt="" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; max-width: 100%; display: block; width: 300px;"><figcaption class="article-image-caption" style="box-sizing: border-box; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.3em; font-size: 0.8em; vertical-align: baseline; color: rgb(148, 148, 148); position: static; bottom: 0px; left: 0px; width: 300px;"><span class="photo-credit" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 5px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; font-size: 0.75em; vertical-align: baseline; width: 300px; text-transform: uppercase; display: block; text-align: right;"></span></figcaption></figure></div><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">S<text bd="No" co="K" f="602" fontfamily="Chronicle Text G1" fontname="ChronicleTextG1-Italic" gray="100" h="11041" it="Yes" jmp="0" mode="0" modedata="0" small="0" w="11041" style="box-sizing: border-box; font-style: italic;">aya laki-laki, sudah menikah, punya 2 anak perempuan usia 6 dan 4 tahun. Saya ingin menghilangkan perilaku buruk, yaitu merokok. Gara-gara merokok, saya sering bertengkar dengan istri. Anak sulung saya juga ikutan menjauh dari saya, sering mengatakan papa bau rokok. Saya sudah mencoba dengan menggantinya dengan mengunyah permen, tapi belum berhasil. Celakanya, lingkungan kantor juga menerapkan peraturan ketat untuk tidak merokok, kecuali di tempat yang sudah ditetapkan. Lama kelamaan saya jadi merasa frustrasi. Saya merasa jadi orang gagal. Di rumah ataupun di kantor saya merasa dikucilkan</text><text bd="No" co="K" f="601" fontfamily="Chronicle Text G1" fontname="ChronicleTextG1-Regular" gray="100" h="11041" it="No" jmp="0" mode="0" modedata="0" small="0" w="11041" style="box-sizing: border-box;">.</text></p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Makhluk kebiasaan</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Menurut Dr Joseph Murphy, direvisi oleh Ian McMahan, PhD, dalam buku <text bd="No" co="K" f="602" fontfamily="Chronicle Text G1" fontname="ChronicleTextG1-Italic" gray="100" h="9034" it="Yes" jmp="0" mode="0" modedata="0" small="0" w="9034" style="box-sizing: border-box; font-style: italic;">The Power of Your Subconscious Mind</text> (2006), dinyatakan bahwa jika Anda meyakini sesuatu tanpa syarat dan menggambarkannya dalam pikiran Anda, Anda dapat menghilangkan hambatan alam bawah sadar yang mencegah Anda untuk mencapai hasil akhir, dan keyakinan Anda akan menjadi kenyataan.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Lebih lanjut dijelaskan bahwa kita semua adalah makhluk kebiasaan. Kebiasaan adalah fungsi dari pikiran bawah sadar kita. Kita belajar naik sepeda, menari, dan mengendarai mobil dengan cara sadar melakukannya berulang kali sampai semua itu menjadi jalur yang menetap di dalam pikiran bawah sadar kita. Kemudian, kebiasaan otomatis pikiran bawah sadar mengambil alihnya. Hal ini kadang kala disebut sebagai "sifat/bawaan kedua" (<text bd="No" co="K" f="602" fontfamily="Chronicle Text G1" fontname="ChronicleTextG1-Italic" gray="100" h="9034" it="Yes" jmp="0" mode="0" modedata="0" small="0" w="9034" style="box-sizing: border-box; font-style: italic;">second nature</text>), yaitu reaksi dari pikiran bawah sadar untuk berpikir dan bertindak yang membentuk "sifat pertama" kita.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Jika kita membuat kebiasaan kita sendiri, berarti kita bebas untuk memilih kebiasaan baik atau kebiasaan buruk. Jika kita mengulangi pikiran atau tindakan negatif selama suatu periode waktu, kita akan menempatkan diri di bawah kompulsi dari kebiasaan. Hukum alam bawah sadar kita adalah kompulsi (pengulangan perilaku secara terus-menerus).</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Apa yang dapat dilakukan jika Anda dihadapkan pada situasi yang sulit dan tak dapat melihat jalan keluarnya? Solusinya terletak di dalam masalah itu. Setiap pertanyaan menyiratkan jawabannya sendiri. Kecerdasan yang tak terbatas di dalam pikiran bawah sadar Anda mengetahui dan melihat semuanya. Masalah tersebut memiliki jawabannya dan akan mengungkapkannya kepada Anda sekarang, tapi Anda harus mendengarkan.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Anda harus mengikuti desakan kemunculannya dari pikiran bawah sadar Anda dengan keyakinan yang sempurna. Setelah Anda mencapai sikap mental yang baru, kecerdasan kreatif dalam diri Anda akan memberikan solusi yang membahagiakan, Anda akan menemukan jawaban yang Anda cari. Yakinlah bahwa sikap mental seperti itu akan mengatur, memberikan rasa damai, dan makna untuk semua usaha Anda.</p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Menghilangkan kebiasaan buruk</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Ketika fungsi pikiran sadar dan bawah sadar selaras dan bekerja sama, ide atau keinginan yang tertanam dalam pikiran bawah sadar dapat terealisasikan.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Anda tahu bahwa jika kebiasaan yang merusak itu telah menjadi otomatis, Anda memperolehnya melalui pilihan sadar. Anda menyadari bahwa jika Anda telah dikondisikan negatif, Anda juga bisa dikondisikan secara positif. Akibatnya, Anda dapat berhenti berpikir bahwa Anda tidak berdaya untuk mengatasi kebiasaan. Anda paham bahwa tidak ada halangan untuk kesembuhan selain pemikiran Anda sendiri.</p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Kekuatan gambaran mental</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Anda dapat mulai berlatih dengan membuat tubuh menjadi rileks dan mengantuk, tutup mata Anda dan masuklah ke keadaan meditasi. Lalu isi pikiran Anda dengan gambaran akhir yang diinginkan. Ketahuilah bahwa pikiran bawah sadar Anda bisa membawanya melalui cara termudah. Secara teratur dan sistematis duduk dan bermeditasilah dengan cara ini.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Ketika perhatian Anda mengembara, biasakan untuk segera mengingat gambaran mental tentang keluarga Anda, misalnya Anda sedang bercanda dengan istri dan mencium pipi putri Anda di kebun belakang rumah, semua tampak bahagia dan gembira dengan keberadaan Anda.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Semua ini akan merekondisi pikiran Anda. Ini adalah proses yang bertahap dan pertahankan terus pikiran tersebut. Jika Anda tekuni terus, ketahuilah bahwa cepat atau lambat Anda akan membentuk pola kebiasaan baru dalam pikiran bawah sadar Anda. Film hasil pemotretan diproses dalam ruang gelap, demikian pula gambaran mental dikembangkan dalam ruang gelap dari pikiran bawah sadar.</p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Perhatian yang terpusat</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Secara tenang, Anda dapat menyesuaikan pikiran dan memusatkan perhatian Anda pada tempat kejadian atau pemandangan tertentu sampai Anda secara bertahap teridentifikasi dengan gambaran mental. Anda menjadi terserap ke dalam suasana mental, mengulangi gambaran mental tersebut berulang kali. Ketika ada godaan untuk merokok, Anda akan mengalihkan imajinasi Anda dari pikiran serangan merokok kepada perasaan berada di rumah dengan keluarga Anda.</p><p class="article-sub-interior" style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 20px 0px 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: 700; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Seberapa banyak Anda menginginkan sesuatu</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Seorang anak laki-laki bertanya kepada filosof Socrates bagaimana ia bisa memperoleh kearifan. Socrates mengajak anak itu ke tepi sungai dan mendorong kepalanya ke dalam air. Dia terus memegangnya sampai anak itu berjuang untuk mendapat udara. Kemudian dia biarkan sebentar. Setelah anak itu tenang kembali, Socrates bertanya, "Apa yang paling kau inginkan ketika kepalamu berada di dalam air?"</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">"Aku ingin udara," jawab anak itu.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Socrates mengangguk pelan dan berkata,</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">"Bila kau menginginkan kearifan sebanyak keinginan akan udara ketika kepalamu terbenam dalam air, Anda akan menerimanya."</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Artinya, melalui cara yang sama, ketika Anda memiliki keinginan yang kuat dan tulus untuk mengatasi hambatan tertentu dalam hidup Anda, Anda akan memperoleh keputusan yang jelas bahwa ada suatu jalan keluar; Anda memutuskan dengan mantap bahwa itu adalah arah/jalan yang ingin Anda ikuti, maka akan sampailah Anda pada kemenangan yang meyakinkan.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Jika Anda benar-benar menginginkan ketenangan pikiran dan batin, Anda pasti mendapatkannya. Tidak peduli seberapa tak adil Anda telah diperlakukan, atau bagaimana buruknya sikap rekan kerja. Semua ini tidak menimbulkan perbedaan jika Anda bangkit dengan kekuatan mental dan spiritual Anda. Anda tahu apa yang Anda inginkan, dan Anda pasti akan menolak untuk membiarkan pikiran akan kebencian, kemarahan, permusuhan, dan rasa sakit akan merampas kedamaian, keharmonisan, kesehatan, dan kebahagiaan.</p><p style="box-sizing: border-box; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 1em; vertical-align: baseline;">Selamat berlatih.</p><p class="article-footnote" style="box-sizing: border-box; margin: 30px 0px 50px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 1.5em; font-size: 0.75em; vertical-align: baseline; color: rgb(153, 153, 153);"><span style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; display: block;">Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 April 2015, di halaman 11 dengan judul "Psikologi, Peran Alam Bawah Sadar Dalam Memperbaiki Diri"</span><span style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; display: block;"><span style="font-family: Calibri, 'Slate Pro', sans-serif; color: rgb(38, 38, 38);"><br></span></span><span style="box-sizing: border-box; margin: 10px 0px 0px; padding: 0px; border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; vertical-align: baseline; display: block;"><span style="font-family: Calibri, 'Slate Pro', sans-serif; color: rgb(38, 38, 38);">Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</span></span></p></article>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-82820788106675719052015-03-30T06:35:00.001-07:002015-03-30T06:35:05.432-07:00Mengapa Keahlian Presentasi Penting?<div style="padding: 0px 6px; width: 332px; height: auto; color: rgb(0, 0, 0); font-family: sans-serif;"><div style="padding-top: 0px !important; padding-right: 0px; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; overflow: hidden; position: relative;"><img src="http://assets.kompas.com/original/data/photo/2014/02/13/1229274shutterstock-105581084780x390.jpg?v=310&x=" style="width: 332px;"></div><div class="wrap-caption"><div class="fotosrc" style="font-weight: bold; font-size: 10px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; padding: 0px;">Shutterstock</div><div class="fotocaption" style="font-size: 12px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; padding: 3px 0px 25px;">/Ilustrasi</div></div><h6 style="font-weight: normal; font-size: 11px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-left: 0px; padding: 0px 0px 10px; margin-bottom: 25px !important;">Senin, 30 Maret 2015 | 07:07 WIB</h6></div><div article_path="http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/30/070700326/Mengapa.Keahlian.Presentasi.Penting." style="color: rgb(0, 0, 0); font-size: 15px; line-height: 26px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; padding: 0px 6px;"><p><strong><br>oleh Jazak YA</strong><br><strong>@jazakYA</strong><br><br><strong>KOMPAS.com -</strong> Bisa jadi pertanyaan itu baru terpikir oleh Anda ketika membaca judul artikel ini!<br>Bagi sebagian orang, <em>Presentation Skill</em> bukanlah topik yang perlu diulas. kata mereka, yang penting idenya!<br><br>Sepanjang ide atau gagasan yang mau dipresentasikan memang keren, presentasi yang seperti apa pun bakal disukai. Benarkah? Anda wajib menjawab: SALAH!<br><br>Ya siapapun kita, pada suatu ketika kita akan dihadapkan pada situasi dimana kita harus mampu berbicara dihadapan banyak orang, apakah itu dalam rangka menyampaikan ide, program, gagasan atau bahkan melakukan klarifikasi.<br><br><em>Presentation skill</em> atau keahlian presentasi adalah salah satu dari sekian keahlian yang akan meningkatkan kemampuan berbicara di muka umum, atau <em>public speaking.</em><br><br>Jika dihubungkan dengan pekerjaan, maka kemampuan berbicara didepan <em>public</em> adalah salah satu dari sekian media untuk membangun kredibilitas profesional. Artinya orang akan tahu apakah kita dipersepsikan sanggup atau tidak. Mampu atau tidak mampu dalam menjalankan tugas bisa diamati dari bagaimana seseorang mempresentasikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dan apa yang sudah dilakukannya.<br><br>Dalam dunia pemasaran dan penjualan, presentasi merupakan bentuk penjualan berbasis massa, digunakan untuk menyampaikan dan mengomunikasikan fitur, manfaat suatu produk, atau jasa, dan bagaimana produk atau jasa tersebut mampu menjawab kebutuhan pelanggan.<br><br>Orang-orang hebat berbekal <em>Presentation Skill</em>dapat memenangi tender secara fair, mendapatkan promosi jabatan yang signifikan, memiliki pengaruh yang kuat serta tentunya dihargai akibat secara mantap bisa menjual ide, gagasan, atau anjuran yang membawa perubahan positif bagi kemajuan organisasi.<br><br>Dengan demikian <em>Presentation Skill </em>memiliki peran yang penting dalam pengembangan karir, pemasaran produk dan jasa, hingga membangun opini untuk tujuan klarifikasi dan lobi.<br><br>Ada anggapan yang tidak tepat bahwa kemampuan presentasi atau berbicara di depan umum hanya milik mereka yang memiliki darah narsis untuk eksis, atau dengan kata lain hanya mereka yang sejak bawaan orok sudah ingin meraih <em>mic</em> untuk berbicara didepan banyak orang.<br><br><em>Presentation skill</em> atau keahlian presentasi yang merupakan salah satu bagian dari p<em>ublic speaking</em>ternyata adalah suatu <em>knowledge</em> (pengetahuan) dan <em>skill</em> (keahlian). Sehingga siapapun bisa melakukan dan memiliki keahlian, termasuk Anda.<br><br>Memang bakat sebagaimana pada keahlian apapun cukup berperan untuk mempercepat proses pengembangan keahlian. Namun, jika bakat narsis untuk senantiasa eksis tampil tersebut tidak dibangunkan dan dilatih, maka tetap saja raksasa narsis tersebut tertidur.<br><br>Presenter atau pembicara yang hebat adalah yang mampu menginspirasi orang di hadapannya, juga mampu mentransfer gagasan secara jelas dan persuasif. <br><br>Baiklah mari kita mulai saja kajian kita dalam <em>High Impressive Presentation Skill</em> dengan mengetahui bagaimana cara Mempersiapkan Sajian Presentasi yang Memikat.<br><br>Karena tahap ini adalah setengah perjuangan untuk mendapatkan presentasi yang sukses serta memikat kemudian melekat memberi kesan positif didalam benak audiens.<br><br>Beberapa pertanyaan di bawah ini akan membantu Pembicara dalam memulai persiapan:<br>β’ Apakah tema presentasi, seminar atau<em>workshop</em> ini? Apakah yang akan Pembicara bahas?<br>β’ Berapa lama Pembicara diberi waktu untuk bicara?<br>β’ Hal apakah yang dapat digunakan untuk menarik pendengar saat memulai dan selama presentasi<br>β’ Apakah acara sebelum Pembicara berpresentasi? Jika acara <em>lunch</em>, Pembicara harus merencanakan presentasi Pembicara <em>live</em> dan menghibur.<br>β’ Siapa yang akan memperkenalkan Pembicara? Apakah mereka memerlukan biografi singkat Pembicara?<br>β’ Siapa saja dan berapakah pendengar yang akan hadir?<br>β’ Bagaimana letak tempat Pembicara presentasi dan fasilitasnya?<br>β’ Seperti apakah area presentasi, apakah rapi dan profesional?<br>β’ Perlengkapan Audio visual apakah yang tersedia? misalnya , LCD, <em>Overhead projector, mikropon,</em> dan <em>flip chart</em>.<br>β’ Apakah pertanyaan dan tanggapan yang akan muncul selama dan setelah presentasi.<br><br>Adalah sangat mutlak bagi seorang Presenter atau Pembicara untuk tahu siapa pendengar atau audiens yang akan hadir dan apa yang mereka butuhkan, dengan menjawab pertanyaan diatas, yakinlah anda telah siap menyajikan satu hidangan presentasi yang sungguh memikat (impresif).<br><br></p><h6 style="color: rgb(84, 84, 84); font-weight: normal; font-size: 11px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 4px 0px;"></h6><h6 style="color: rgb(84, 84, 84); font-weight: normal; font-size: 11px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 4px 0px;">Editor: Erlangga Djumena</h6><h6 style="color: rgb(84, 84, 84); font-weight: normal; font-size: 11px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 4px 0px;"><br></h6><h6 style="color: rgb(84, 84, 84); font-weight: normal; font-size: 11px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 4px 0px;">Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/30/070700326/Mengapa.Keahlian.Presentasi.Penting#</h6><h6 style="color: rgb(84, 84, 84); font-weight: normal; font-size: 11px; line-height: normal; margin: 0px; padding: 4px 0px;">β</h6></div><div>Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.</div>Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-46891789066332947732014-12-21T04:18:00.001-08:002014-12-21T04:18:57.949-08:00Menjadi Mahir dalam Bidang KarirSekalipun Anda orang yang serba bisa misalnya, pasti ada sesuatu yang tidak bisa Anda lakukan kan? Benar. Karena, ada banyak hal diluar jangkauan kemampuan kita.
<br>
<br>Sebenarnya tidak masalah sih. Toh, kita tidak harus mampu melakukan segala hal untuk mendapatkan kehidupan yang baik. Cukup bisa melakukan apa yang kita butuhkan saja kan sudah memadai.
<br>
<br>Yang menjadi persoalan adalah; untuk hal-hal yang tidak penting, kita bisa melakukannya. Sedangkan hal penting dalam hidup justru banyak yang kita tidak mampu lakukan.
<br>
<br>Jadinya, kita hanya sibuk dengan hal-hal yang tidak ada manfaatnya buat hidup kita. Biar nggak begitu terus, kita mesti mulai membangun kebisaan dan kebiasaan yang benar-benar berguna buat karir kita. Supaya hidup kita menjadi lebih baik.
<br>
<br>Dalam banyak situasi, sebenarnya kita ini bukannya tidak bisa. Melainkan belum tahu caranya saja. Begitu tahu, kita bilang 'oh, begini toh... Ternyata gampang banget ya.'
<br>
<br>Contoh sederhana. Orang yang kesulitan mengeluarkan saos dari botol di restoran pizza. Cukup dikasih tahu caranya, langsung bisa. Gak perlu susah payah latihan segala.
<br>
<br>Sekarang, coba identifikasi. Hal penting apa dalam karir yang belum bisa Anda kuasai? Lalu, temukan siapa yang mahir dalam bidang itu. Anda mungkin hanya perlu memintanya mengajari satu atau dua kali untuk memiliki keterampilan yang sama. Dan dengan keterampilan itu, banyak kejabaiban terjadi dalam hidup Anda.
<br>
<br>Sesederhana itu loh caranya. Jika dikantor Anda tidak ada ahlinya gimana? Ya bagus dong. Anda bisa menjadi orang pertama yang menguasainya kan? Cari orang diluar kantor untuk menjadi guru Anda dibidang itu. Luangkan waktu dan sedikit modal tak jadi soal.
<br>
<br>Untuk hal-hal tertentu seperti soft skills dan leadership skills misalnya, Anda nggak perlu keluar modal sendiri. Cukup sarankan saja kepada perusahaan agar mengundang trainer yang kompeten dibidangnya. Gampang kan?
<br>
<br>Salam hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman  
<br>Author, Trainer, and Public Speaker
<br>
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-20978443819640559732014-12-17T18:02:00.001-08:002014-12-17T18:02:32.705-08:00Dekat dengan Bos BesarSeberapa dekat Anda dengan boss besar? Kalau jabatan Anda belum tinggi tentu tidak dekat ya. Kecuali jika Anda sekretarisnya. Tahukah Anda bahwa dekat dengan boss itu penting?
<br>
<br>Dengan dekat pada boss besar, maka peluang Anda untuk punya karir bagus menjadi terbuka lebih lebar.
<br>
<br>"Halah, itu namanya carmuk dong Dang!" Itulah masalah kita. Setiap kali ada orang yang dekat dengan boss, serta merta kita menganggapnya cari muka. Mungkin memang ada yang begitu. Tapi tidak semuanya kayak gitu.
<br>
<br>Kalau Anda dekat dengan boss hanya karena sekedar bikin dia senang, Anda memang carmuk. Tapi kalau kedekatan itu didukung oleh kualitas pribadi yang mumpuni; ya nggak carmuk, dong.
<br>
<br>Boss besar butuh orang tangguh disekelilingnya. Anda, bisa nggak jadi orang tangguh itu? Jika bisa, ngapain mesti pusing dituduh carmuk? Anda punya kemampuan lebih kok.
<br>
<br>Kecuali kalau Anda memble, ya emang percuma dekat dengan boss kan? Nggak ada manfaat signifikan yang bisa Anda kontribusikan. Dan wajar, kalau dibilang carmuk.
<br>
<br>Anda, bisa berkontribusi lebih. Kerahkan segenap kemampuan untuk menarik perhatian boss. Jika cara Anda elegan, nggak usah takut dituduh carmuk. Yang penting, tonjolkan kemampuan profesional itu.
<br>
<br>Jika Anda belum memiliki kemampuan yang layak dikenali boss besar gimana? Ya diasahlah sejak sekarang. Sambil membuang stigma pikiran bahwa orang yang dekat dengan atasan pasti cari muka.
<br>
<br>Dengan begitu, maka hati Anda menjadi bersih dari prasangka. Sedangkan keterampilan Anda semakin mumpuni. Dan dengan kedua sifat itu, maka Anda bisa menjadi orang dekat bagi boss besar tanpa mengkhawatirkan apapun.
<br>
<br>Semua itu, bisa dilakukan melalui latihan secara konsisten. Cari teman yang mempunyai tujuan yang sama dengan Anda. Jika perlu, ikuti pelatihan yang bagus. Boleh dikelas publik. Boleh juga yang diadakan secara internal dikantor Anda.
<br>
<br>Salam hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman  
<br>Author, Trainer, and Public Speaker
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-39361312701471206982014-12-03T03:43:00.001-08:002014-12-03T03:43:34.860-08:00Prestasi Kerja kita tidak hanya Diukur dengan Berapa Lama kita Berada di KantorPrestasi kerja kita tidak hanya diukur dengan berapa lama kita berada dikantor. Atau berapa banyak aktivitas yang kita lakukan. Melainkan juga seberapa patuhnya kita pada aturan main yang berlaku disana.
<br>
<br>Orang pinter, terampil, dan berpengalaman pun jika tidak 'compatible' atau tidak sanggup menyesuaikan diri dengan aturan main itu biasanya akan mental. Jika tidak mental; maka dia seperti nabrak tembok.
<br>Walhasil, pasti keseharian kerja yang dijalani sehari-hari nggak bakal kerasa asyik. Nyesek aja yang ada. Sehingga, dia nggak benar-benar menikmati pekerjaannya.
<br>
<br>Kalau sudah begitu, nggak mungkin banget kan bisa mencatatkan prestasi kerja yang baik. Karena prestasi yang baik hanya dihasilkan dari kesungguhan untuk mencurahkan segenap kemampuan pada pekerjaan.
<br>
<br>"Biarin ajalah Dang. Kalau kinerja gue pas-pasan, ya salah perusahaan sendiri. Tahu rasa saja mereka!"
<br>
<br>Jika mikir begitu, seolah-olah kalau kita nggak berkinerja bagus yang rugi itu perusahaan. Padahal, kita lebih rugi lagi. Rugi waktu. Rugi umur. Rugi kesempatan. Rugi segala-galanya.
<br>
<br>Dengan kinerja yang buruk, kan nggak mungkin kita membawa pulang reward terbaik. Untung masih dipertahankan. Soalnya sulit buat perusahaan untuk menerima karyawan yang tidak mau menyesuaikan diri dengan aturan main disana.
<br>
<br>Jika Anda merasa ada tempat lain yang bakal lebih cocok, pindah mungkin lebih baik. Jika tidak, maka sebaiknya Anda belajar menyesuaikan diri dengan kultur perusahaan. Anda bahkan bisa mempengaruhi perusahaan secara positif. Misalnya, menyarankan untuk mengundang trainer yang Anda inginkan.
<br> 
<br>Salam hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman  
<br>Author, Trainer, and Public Speaker
<br>
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-38629885157837016742014-11-30T20:35:00.001-08:002014-11-30T20:35:45.248-08:00Pentingnya Sikap, selain SkillSebagai seorang trainer, saya menemukan banyak karyawan yang frustrasi dengan karirnya. Galau mereka.
<br>
<br>Hasil kerjanya hebat. Terampil dalam pekerjaan. Punya segudang pengalaman. Tapi karirnya, kesalip terus oleh orang lain; bahkan oleh anak kemarin sore. Sehingga perilaku mereka pun semakin memburuk. Kebayang kan, 'sakitnya tuch disiniβ¦.'
<br> 
<br>Faktanya, Skill bukanlah aspek Nomor 1 dalam perkembangan karir seseorang. Melainkan Attitude alias sikap. Keterampilan kerja kita boleh sangat istimewa, tapi kalau sikap kita buruk; maka karir kita tidak akan pernah bisa berkembang.
<br> 
<br>Pertanyaannya adalah; apakah sikap buruk yang membuat karir kita memburuk? Ataukah karir kita yang buruklah yang justru membuat sikap kita menjadi buruk? Terserah sajalah, mau salah satu atau dua-duanya; gak soal.
<br> 
<br>Yang penting mah ini; pastikan saja sikap Anda dikantor baik. Supaya setiap orang yang berinteraksi dengan Anda merasakan perilaku baik Anda. Karena orang lain, menilai Anda bukan dari keterampilan kerja Anda. Melainkan perilaku Anda.
<br> 
<br>Jika orang lain tidak memilih kita, mungkin itu bukan karena mereka tidak mengakui kompetensi kita. Melainkan karena kita tidak memoles kompetensi itu dengan sikap baik yang tercemin dalam perilaku kita saat berinteraksi dengan mereka.
<br> 
<br>Memang, kadang ada kejadian yang memancing kita untuk bersikap negatif. Tapi, Anda mesti konsisten dengan sikap yang baik itu. Sebab, hanya dibutuhkan setetes noda saja kok untuk mengotori kain yang putih. Makanya, hindari bereaksi secara negatif.
<br> 
<br>Anda, bisa mencari penguatan jika diperlukan. Atau usulkan pada perusahaan untuk sekali-kali mengadakan pelatihan sikap mental positif. Agar energy positif didalam diri Anda, senantiasa terjaga. Siapa trainernya? Terserah Anda saja.
<br> 
<br>Salam hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman   
<br>Author, Trainer, and Public Speaker
<br>
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-70716596252115350482014-11-27T23:52:00.001-08:002014-11-27T23:52:32.372-08:00Setiap orang punya cerita hebat tentang perjalanan hidupnyaSetiap orang punya cerita hebat tentang perjalanan hidupnya. Dan setiap cerita hebat sarat dengan inspirasi. Sehingga orang lain bisa mendapat manfaat. Lalu tergerak untuk menjadikan hidupnya lebih baik.
<br>
<br>Contohnya seorang office boy disebuah perusahaan otomotif. Dia hadir dalam training saya. Beliau menceritakan perjalanan karirnya hingga saat ini mendapat kepercayaan sebagai kepala gudang spare part.
<br>
<br>Bagaimana caranya? Pekerjaan sebagai office boy memungkinkan dirinya masuk ke berbagai ruangan. Termasuk ruang training bagi mekanik baru. Kesempatan yang bagus untuk 'menguping' pelajaran dari instruktur ketika sedang mengajar.
<br>
<br>Orang ini bekerja sampai larut malam. Bukan untuk mengepel lantai, tapi membaca referensi dan literatur. Sambil memperhatikan seluk beluk dan membongkar pasang mesin di ruang praktikum. Itu membuatnya mengerti cara kerja mesin.
<br>
<br>Ketika ada siswa mekanik yang kesulitan memahami pelajaran, beliau membantunya. Ternyata, mereka lebih mudah memahami dengan bahasa pengajarannya yang sederhana.
<br>
<br>Perusahaan mendeteksi kejadian itu, lalu mempromosikannya menjadi instruktur. Kepiawaiannya kemudian membawanya kepada kepercayaan yang lebih besar. Sekarang, dia diberi tanggungjawab untuk mengawasi gudang spare part.
<br>
<br>Orang ini belum menjadi CEO. Namun, cara menjalani karirnya mengagumkan. Lagi pula, jabatan itu kan hanya dampak saja. Esensinya ada pada bagaimana dia menjalani keseharian kerjanya. Dan itu, cukup untuk melahirkan sebuah cerita hebat yang menginspirasi.
<br>
<br>Sudahkah Anda punya cerita hebat juga? Jika belum, mulailah sekarang. Jika Anda melihat ada orang yang bisa menginspirasi, tidak ada salahnya menyarankan kantor untuk mengundangnya kan?
<br>
<br>Salam hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman
<br>
<br>
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-43360569686814260732014-11-24T00:57:00.001-08:002014-11-24T00:57:19.033-08:00Anda mesti membangun kepercayaan itu dengan kemampuan professional AndaBanyak yang merasa kehadirannya tidak diperhitungkan. Padahal, kita bisa bekerja lebih baik jika kehadiran kita dianggap kan? Kalau orang-orang penting itu nggak nganggep kita, ngapain juga kerja keras kan?
<br> 
<br>Ya nggak begitu juga kalee. Sikap seperti itu justru membuat kita semakin tidak dikenali. Kita, mesti membantu orang lain tahu kemampuan bagus yang kita miliki.
<br> 
<br>Masih ingat cerita Celine Dion tentang Josh Groban yang saya sampaikan? Sekarang, saya akan menceritakan kisah itu dari sudut pandang Josh Groban sendiri. Josh mengaku sangat grogi sekali, sehingga malah terpaku dibelakang panggung tanpa ada orang yang mengenalinya.
<br> 
<br>Panitia riweuh menantikan Josh. "Dimana dia? Dimana dia?" demikian mereka saling bertanya. Padahal, orangnya ya ada disitu.
<br>
<br>"Saya Josh. Saya sudah disini sejak 30 menit yang laluβ¦." Mereka bilang; "YYYOU?" Nada yang bukan sekedar tidak percaya, tetapi mempertanyakan apa iya dia bisa menyanyikan bagian Andrea Bocelli.
<br> 
<br>Boss akan meragukan Anda juga, jika dia tidak mengenali kemampuan Anda. Seperti mereka yang ketika itu belum mengenal Josh Groban. Salahkan mereka? Tidak. Mereka bertindak professional, sehingga tidak kepada sembarang orang tugas penting diberikan.
<br> 
<br>Maka, kalau boss besar Anda memandang sebelah mata; itu bukan salah dia. Tapi karena beliau belum mengenal siapa Anda sebenarnya. Tugas Anda adalah untuk memperlihatkan kepadanya bahwa Anda layak mendapatkan kepercayaannya.
<br>
<br>Setiap hari, Anda mesti membangun kepercayaan itu dengan kemampuan professional Anda. In sya Allah, keberadaan Anda akan diperhitungkannya.
<br> 
<br>Makanya, kemampuan itu mesti diasah terus melalui berbagai macam cara. Termasuk pelatihan dan kegiatan pengembangan lainnya. Jangan sia-siakan jika kantor Anda mengadakan pembelajaran apapun. Malahan, Anda bisa mengusulkan trainer yang menurut pendapat Anda mampu memberikan tambahan referensi berharga.  
<br> 
<br>Salam hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman   
<br>Author, Trainer, and Public Speaker
<br>
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-44387823473309493832014-11-19T04:17:00.001-08:002014-11-19T04:17:11.093-08:00Intelektualitas dan Komunikasi PemimpinIntelektualitas berkaitan langsung dengan komunikasi. Artinya, sebagai atasan kita mesti melatih diri agar apa yang dikomunikasikan kepada anak buah bisa diterima oleh akal sehat.
<br>
<br>Semakin cerdas anak buah kita, semakin kritis daya pikirnya. Dan semakin besar pula kebutuhannya untuk berkomunikasi secara logis. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka kita tidak akan mendapat dukungan mereka.
<br>
<br>Cara pemerintah mengkomunikasikan kenaikan harga BBM, bisa menjadi contoh berharga. Saat pejabat negara bilang "Rakyat senang dengan kenaikan BBM", misalnya. Bagi orang yang memiliki intelektualitas, pernyataan ini sama sekali tidak logis.
<br>
<br>Demikian pula ketika dipidatokan supaya harga-harga produk lain turun dengan naiknya BBM. Hal itu berbenturan dengan logika dan intelektualitas pendengarnya.
<br>
<br>"Ah, saya kan nggak butuh dukungan anak buah. Paksain aja. Kalau nggak nurut, bisa dikasih teguran." Anda benar, jika berpikir demikian. Tapi kepemimpinan itu tidak identik dengan 'tangan besi'.
<br>
<br>Anak buah Anda, mungkin mau saja mengikuti perintah Anda. Namun ketika Anda tidak ada, mereka meninggalkan tugasnya dengan gembira ria. Bahkan boleh jadi, mereka berdoa agar tidak jumpa lagi dengan Anda.
<br>
<br>Sesungguhnya, berkomunikasi secara logis itu merupakan kunci keberhasilan kepemimpinan. Bahkan sekalipun Anda harus mengkomunikasikan hal yang tidak menyenangkan.
<br>
<br>Jika Anda bisa menjelaskannya secara logis, dan membantu anak buah untuk memahaminya; maka mereka pun akan menjalankan instruksi Anda. Meskipun mereka nggak suka, tapi paham kenapa mesti begitu; maka mereka jadi mau juga.
<br>
<br>Jelaslah bahwa kemampuan komunikasi secara logis meningkatkan efektivitas kepemimpinan kita. Dan itu merupakan skill penting yang mesti kita kuasai.
<br>
<br>Nggak rugi kok kalau Anda terampil berkomunikasi secara logis. Jika butuh pelatihan, Anda boleh meminta pada kantor untuk mengadakan trainingnya. Dan Anda juga boleh mengusulkan siapa trainernya.
<br>
<br>Salami hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-90156639409691060642014-11-16T20:54:00.001-08:002014-11-16T20:54:51.372-08:00Keterampilan BerkomunikasiBenar, keterampilan komunikasi itu penting bagi karir kita. Namun, hanya jika kita bisa melakukan komunikasi dengan baik.
<br>
<br>Salah satu ciri baiknya komunikasi adalah akurasi informasi yang kita berikan. Bayangkan kalau informasi yang Anda sampaikan kepada boss keliru. Maka boss Anda bisa salah mengambil keputusan kan?
<br>
<br>Tgl 10 November lalu misalnya. OJK merilis daftar 262 perusahaan 'investasi bodong'. Sewaktu membaca daftar itu, saya merasakan adanya kejanggalan. Ada beberapa perusahaan dalam daftar itu yang tak patut disebut bodong.
<br>
<br>Bagaimana saya bisa seyakin itu? Karena pada saat itu saya sedang melakukan riset untuk sebuah program pelatihan di sebuah lembaga pengawasan dilingkungan Kementerian Perdagangan. Dan ada data terkait yang saya pelajari.
<br>
<br>Anda, mungkin tidak ambil pusing, karena tidak ada urusan dengan informasi itu. Tapi bisa dibayangkan dampaknya pada perusahaan bersangkutan. Dan publik yang terkait pun bisa panik.
<br>
<br>Dikantor-kantor, lumayan banyak loh keputusan keliru dibuat karena informasi yang keliru macam itu. Makanya, dalam proses planning kita punya prinsip 'garbage in, garbage out'. Bahaya, kalau kita menelan 'sampah'.
<br>
<br>Ada kejadian boss marah besar kepada seorang karyawan. Belakangan ketahuan bahwa karyawan tersebut tidak bersalah. Karena boss menerima informasi yang salah, maka dia bertindak salah.
<br>
<br>Kalau salah kan bisa minta maaf, Dang. Iya, tapi apa artinya minta maaf jika efek dari kesalahan informasi yang kita komunikasikan itu sudah terlanjur merugikan orang lain?
<br>
<br>Banyak pula pelanggan yang marah karena kelirunya informasi yang mereka dapatkan. Reputasi perusahaan pun dipertaruhkan.
<br>
<br>Makanya, penting untuk terus mengasah kemampuan komunikasi. Sesekali bahkan kantor perlu juga mengadakan pelatihan. Anda bisa menghubungi trainer yang tepat jika membutuhkan bantuan.
<br>
<br>Salami hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman
<br>Author, Trainer, and Public Speaker
<br>
<br>
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-75627780228458304782014-11-14T03:41:00.001-08:002014-11-14T03:41:21.022-08:00"Kita harus melakukan yang terbaik yang kita bisa. Ini adalah tanggung jawab suci sebagai manusia." (Albert Einstein)1. "Ada kualitas yang harus dimiliki orang untuk menang, yaitu tujuan yang jelas, tahu yang diinginkan, dan semangat membara untuk meraihnya." (Napoleon Hill)
<br>
<br>2. "@Your_Say: The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why. βMark Twain
<br>
<br>3. "@ao_Buddha: The mind is everything; what you think you become."
<br>
<br>4. "Lakukanlah setiap harinya sedikit lebih banyak daripada apa yang anda pikir sanggup untuk anda lakukan." (Lowell Thomas)
<br>
<br>5. "@marshawright: "Enthusiasm is excitement with inspiration, motivation, and a pinch of creativity." - Bo Bennett"
<br>
<br>6. "Cara untuk selamat adalah tidak pernah merasa aman." (Thomas Fuller)
<br>
<br>7. "Tetaplah puas melakukan pekerjaan yang baik dan biarkan oranglain membicarakan kita sesuka hati mereka." (Pythagoras)
<br>
<br>8. "Lihatlah ke dalam. Rahasianya terdapat di dalam diri anda." (Hui Neng).
<br>
<br>9. "Dalam Aksara Tiongkok, kata krisis terdiri dari dua karakter. Karakter yang satu berarti bahaya, satu lagi berarti kesempatan." (John F. Kennedy)
<br>
<br>10. "@marshawright: "Words and actions will separate a wise man from the crowd." β Bamigboye Olurotimi"
<br>
<br>11. "@thecircledancer: " A writer doesn't have to be the smartest person in the room; only the most observant. " F. Scott Fitzgerald"
<br>
<br>12. "Kapal tanpa kemudi dan orang tanpa tujuan akhirnya akan terdampar di gurun." (Napoleon Hill)
<br>
<br>13. "Kita harus melakukan yang terbaik yang kita bisa. Ini adalah tanggung jawab suci sebagai manusia." (Albert Einstein)
<br>
<br>14. "Dorong diri anda terus dan terus. Jangan berikan satu senti pun sampai tanda berakhir dibunyikan." (Larry Bird)
<br>
<br>15. "Kehidupan kita adalah jumlah total semua pilihan yang telah kita buat." (Wayne Dyer)
<br>
<br>Dari berbagai sumber.
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-58743745043927191202014-11-12T18:39:00.001-08:002014-11-12T18:39:04.692-08:00Menyiapkan Masa PensiunSetiap orang ingin mendapatkan kecukupan. Itu pastilah. Karena, hidup berkecukupan memberikan ketenteraman. Stress kita kalau kekurangan kan.
<br>
<br>Selama mendapat penghasilan rutin, nggak jadi masalah. Meski nggak berlimpah, minimal ada yang diharapkan. Itulah enaknya menjadi karyawan.
<br>
<br>Masalahnya, masa produktif kita dibatasi hingga usia 55. Padahal, hidup kita mungkin bisa lebih lama. Pertanyaannya adalah; apakah 'hasil kerja' selama ini bisa mencukupi sisa perjalanan hidup kita?
<br>
<br>Jika gaji Anda puluhan atau ratusan juta, mungkin bisa. Tapi kalau penghasilan pas-pasan ya susah ya. Mau dipaksain gimana juga tetap saja megap-megap.
<br>
<br>Tapi, ada satu hal di kantor Anda yang bisa menjadi sumber nafkah Anda sampai akhir hayat. Tahukah Anda apakah itu? Silakan catat ini; 'Keahlian Anda'.
<br>
<br>Makanya, Anda jangan bekerja cuman buwat cari duwit. Anda mesti meniatkan untuk membangun keahlian. Meski bayarannya nggak besar, tekun aja kerja disitu. Asah kemampuan Anda. Maka akan Anda dapatkan 2 manfaat ini:
<br>
<br>Satu, prestasi kerja Anda bakal bagus sehingga perusahaan senang pada Anda. Dan mungkin, bayaran buat Anda juga akan dinaikan kan? Perusahaan senang, Anda juga senang.
<br>
<br>Dua, Anda bakal punya keahlian yang bisa diandalkan untuk mencari penghidupan kelak. Anda nggak akan seperti kebanyakan pensiunan yang bingung mau ngapain. Karena Anda, punya keahlian yang bisa membuat Anda tetap bisa berkarya.
<br>
<br>Untuk itu, Anda mesti memulainya sekarang. Melatih diri dengan sepenuh hati. Bekerja dengan penuh dedikasi. Sambil terus mengasah diri. Kalau kantor Anda akan mengadakan training misalnya, Anda juga bisa mengusulkan untuk mengundang trainer yang Anda inginkan.
<br>
<br>Salami hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman
<br>Author, Trainer, and Public Speaker
<br>
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-24568189.post-88683803445744839022014-11-05T18:19:00.001-08:002014-11-05T18:19:51.538-08:00Kompetensi Komunikasi dan KarirSemua orang bisa berkomunikasi kan ya. Orang 'berkebutuhan khusus' pun bisa. Tapi apakah kualitas komunikasinya baik atau tidak, nah itu tidak dijamin. Padahal, komunikasi sangat menentukan pencapaian karir kita.
<br>
<br>Banyak orang pandai, berwawasan luas, terampil dalam bekerja namun tidak berkembang karirnya karena tidak mampu berkomunikasi dengan baik.
<br>
<br>Sebaliknya, dengan kemampuan berkomunikasi yang baik; orang standar alias sedang-sedang saja justru karirnya bisa berkembang lebih cemerlang.
<br>
<br>Orang-orang pinter pada nggerundel 'kenapa kok si cemen itu yang dipilih menejemen? Gue kan lebih hebat dari dia?!'
<br>
<br>Persoalannya bukan soal cemen atau tidak. Tapi soal bagaimana keunggulan Anda itu sampai ke telinga pengambil keputusan. Dan untuk itu, proses komunikasi memegang peran signifikan.
<br>
<br>Contoh sederhana deh. Anda punya banyak gagasan. Tapi Anda pendem aja itu ide dikepala Anda. Mau ngomong ke atasan sungkan. Apalagi presentasi ke direksi. Kemampuan komunikasi Anda memble.
<br>
<br>Teman Anda, punya ide sederhana. Namun dia susun ide itu secara sistematis. Lalu dikomunikasikan kepada pengambil keputusan. Kemudian mendapat persetujuan. Maka kecanggihan gagasan Anda itu nggak ada gunanya.
<br>
<br>Contoh lain. Jabatan tinggi biasanya berkaitan dengan fungsi koordinasi. Memimpin orang lain supaya terbangun sinergi. Bagaimana mungkin menejmen mempercayakan fungsi itu kepada orang yang tidak terampil berkomunikasi?
<br>
<br>My friend, communication skill is imperative to develop your career. Makanya mesti diasah terus. Latihan tiap hari. Kalau perlu, usulkan kepada perusahaan agar mengundang trainer yang bagus untuk memberikan pelatihan.
<br>
<br>Salami hormat,
<br>Mari Berbagi Semangat!
<br>DEKA β Dadang Kadarusman
<br>Author, Trainer, and Public Speaker
<br>
<br>Powered by Telkomsel BlackBerry®Pormadi Simbolon,SShttp://www.blogger.com/profile/00622135610780088629noreply@blogger.com0