Monday, January 28, 2013

Agar Tak Mudah Terpancing Emosi

Seberapa sering Anda terpancing emosi dan menyimpan perasaan negatif karena perbuatan atau ucapan seseorang, baik di kantor maupun dalam kehidupan personal? Semakin sering emosi dan menyimpan perasaan negatif, perilaku Anda pun secara tak sadar terbawa emosi buruk ini.

Pakar hubungan, Deanna Brann, PhD, mengatakan Anda tak bisa menyembunyikan emosi negatif. Betapa pun Anda menyembunyikan emosi negatif, sikap Anda akan merefleksikan apa yang Anda sedang rasakan. Yang terbaik bisa Anda lakukan adalah mengatasi atau mengelola emosi ini.

Agar hal kecil, ucapan atau tindakan orang lain tak mudah memancing amarah apalagi menimbulkan kesan Anda mudah emosi, lakukan beberapa hal ini:

1. Menjaga jarak.
Saat menemukan situasi ini, ucapan atau tindakan teman kantor, pasangan, teman membuat Anda emosi, segera ambil jarak. Ini langkah awal yang bisa menyelamatkan Anda dari serangan emosi negatif dalam diri. Dengan menjaga jarak, Anda bisa melihat situasi lebih objektif bukan menanggapinya dengan penuh amarah.

2. Jangan berasumsi.
Apa pun yang orang lain katakan atau perbuat, jangan berasumsi hal tersebut selalu ada kaitannya dengan Anda. Jangan mudah tersinggung dengan sikap orang lain. Caranya hindari asumsi. Jangan pernah mulai berasumsi bahwa hal buruk itu menyangkut diri Anda. Bisa jadi berbagai hal buruk tersebut sama sekali tak ada hubungannya dengan Anda. Kalau pun Anda berada dalam kondisi buruk tersebut, bisa jadi ini terjadi tanpa disengaja. Kebetulan saja Anda terjebak dalam suasana tak menyenangkan tersebut.

3. Kenali perasaan Anda.
Saat sikap atau ucapan seseorang memancing emosi, kenali lagi perasaan Anda. Apakah dengan menyimpan emosi negatif tersebut, Anda merasa lebih baik karena merasa Anda benar dan orang tersebut salah? Kalau ini yang terjadi, Anda sedang membela diri. Semakin lama Anda menyimpan emosi negatif dan membela diri karenanya, semakin melelahkan jiwa Anda. Lepaskan saja emosi negatif semacam ini karena takkan membawa pengaruh baik bagi diri sendiri.

4. Alihkan emosi.
Kalau orang lain menyinggung perasaan Anda, jangan berdiam diri dengan emosi negatif yang muncul di dalam diri. Segera alihkan emosi negatif tersebut pada hal lain. Ambil langkah awal, lakukan sesuatu hal kecil sekalipun yang bisa membantu diri sendiri mengalihkan emosi negatif. Kalau Anda merasa lebih baik, ambil langkah berikutnya. Lakukan aktivitas yang membuat perasaan Anda lebih tenang, nyaman tak dipenuhi dengan emosi negatif. Secara bertahap, Anda pun akan teralihkan dari emosi negatif ini.
(Sumber: Kompas.com, 28 Jan 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Friday, January 25, 2013

LOSTA MASTA: Bikin Hidup Lebih Hidup

Kalau hidup sekedar hidup
Babi di hutan juga hidup
Kalau kerja sekedar kerja
Kera juga bekerja
--Buya Hamka—-

Teramat dalam arti sindiran yang dilontarkan almarhum buya Hamka di atas.  Ulama karismatik, cendekiawan, sastrawan Indonesia asal minang tersebut ingin mendorong kita, bangsa Indonesia, menjadi manusia yang sesungguhnya. Manusia yang hidup bukan sekedar hidup. Yang kerja bukan sekedar bekerja. Kalau hanya hidup dan kerja sekedarnya saja, kita disindir, tak jauh beda dengan babi hutan atau kera.

Tentu, dalam pengertiannya, buya Hamka tidaklah ingin menyamakan manusia dengan binatang. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk sempurna. Diciptakan pula dengan sebaik-baik bentuk.

Lalu, hidup dan kerja seperti apa yang semestinya kita jalani? Jawabanyanya: hidup yang menghidupkan. Losta Masta; bikin hidup lebih hidup. Kerja dengan performa terbaik. Do with all our best!

Pertanyaan kemudian adalah, seperti apa hidup yang menghidupkan itu? Hidup yang tidak hanya memikirkan diri sendiri (ego), tapi juga harus berfikir menghidupkan alam sekitarnya (geo). Hidup seperti inilah yang mendatangkan manfaat bagi lingkungannya (manusia dan alam sekitarnya). Karena hidup yang mendatangkan banyak manfaat inilah yang mengantarkan seorang manusia ke kedudukan yang mulia dan terpuji. Khairukum man tanfa'u linnas; sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang banyak memberi manfaat buat ummat manusia.

Jika demikian, apakah dengan kondisi kita saat ini (dengan posisi dan status sosial yang berbeda-beda) bisa termasuk ke dalam golongan sebaik-baik manusia tersebut? Tentu saja BISA. Caranya? Loyallah pada pekerjaan kita (yang halal tentu saja). Jalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Terapkan kedisiplinan tingkat tinggi. Berintegritas. Bekerja dengan kecerdesan. Cermat waktu, cermat tenaga. Camkan dalam semangat terdalam diri bahwa kita bekerja bukan sekedar bekerja. Bukan bekerja hanya untuk diri sendiri. Tapi bekerja yang mendatangkan manfaat untuk banyak orang. Bermanfaat untuk keluarga, bermanfaat untuk masyarakat sekitar, bermanfaat untuk organisasi/perusahaan, bermanfaat untuk Negara, bangsa dan agama.

Setelah kita bisa bekerja dan hidup seperti itu, baru kita bisa tenang dari sindiran buya Hamka di atas.

Sebagai penutup, saya kutipkan kalimat motivasi dari Andrie Wongso berikut ini agar kita senantiasa memperbaiki kualitas diri dalam kehidupan dan pekerjaan kita sehari-hari: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."

Semoga bermanfaat.
 (dari milist)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tuesday, January 22, 2013

Membangun Mental Sukses dalam Diri

Setiap orang pasti ingin mendapatkan kesuksesan dan menjadi juara dalam tiap hal yang dilakukannya. Hanya saja, kesuksesan memang tidak selalu mudah untuk diraih. Seringkali ketika tidak berhasil mencapai hasil yang diinginkan, beragam alasan dan justifikasi muncul. Parahnya, ada yang mulai menyalahkan orang lain, situasi, dan lingkungan sekitar.

"Padahal diri Anda sendirilah yang bertanggung jawab pada kesuksesan Anda sendiri. Anda yang memilih, berbuat, maka Anda juga yang harus bertanggung jawab," ungkap motivator Putera Lengkong, MBA, dalam bukunya, 9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara.

Putera menambahkan bahwa sebenarnya prinsip kesuksesan dimulai dari diri sendiri. Berikut sembilan prinsip kesuksesan yang bersumber dari diri sendiri:

1. Punya impian spesifik dan menantang
Setiap orang pasti punya impian untuk bisa sukses. Sayangnya, impian ini masih terlalu umum sehingga membuat Anda bingung untuk mulai mewujudkannya. Impian yang jelas akan memotivasi Anda untuk bergerak pasti dan mengambil tindakan nyata. Misalnya, saat ingin punya mobil, jangan hanya bermimpi ingin punya mobil. Perjelas mobil impian yang Anda inginkan mulai merek, warna, dan detail lainnya.

"Untuk sukses, buatlah diri Anda merasa kepepet. Milikilah urgensi sehingga menggerakkan Anda untuk meraih impian tersebut," ungkapnya.

2. Setiap kesuksesan punya "harga"
Kesuksesan tidak bisa didapatkan dengan cara instan. Anda harus membayar semua "harga"nya untuk mendapatkan kesuksesan. Tentu saja bukan dalam bentuk uang, tapi dengan kerja keras.

"Anda harus bekerja keras dan belajar melakukan sesuatu dengan cara, sistem, metode kerja, atau kebiasaan yang berbeda dari sebelumnya. Namun dengan demikian, Anda belajar untuk mengembangkan diri," jelasnya. Ketika memilih maju, tentu Anda harus menunda kenikmatan yang ingin dinikmati.

3. Anda adalah pelakunya
Ketika menghadapi kegagalan, seringkali Anda menyalahkan orang lain atau keadaan. Anda harus menyadari bahwa setiap keputusan yang diambil dalam hidup Anda semuanya berasal dari diri sendiri. Anda adalah pelaku kehidupan Anda, dan bukan korban dari kehidupan. Dengan demikian Anda bertanggung jawab atas pilihan yang Anda buat dan bertanggung jawab atas kesuksesan Anda sendiri.

Ketika gagal jangan mencari siapa yang salah. Akan lebih baik jika Anda mencari solusi dan cara untuk menjadi lebih baik lagi.

4. Miliki mental sukses
Syarat terpenting untuk menjadi seorang yang sukses adalah kepercayaan diri dan mental sukses. "Bagi saya mental juara berarti melakukan lebih dibanding orang lain. Entah itu lebih sering, lebih banyak, lebih disiplin, lebih kreatif, atau lebih bermanfaat," jelasnya. Memiliki mental juara juga berarti Anda harus fokus pada semua hal yang dilakukan dan memberikan yang terbaik.

5. Sinergi dalam tim
Bekerja dalam tim memang tidak mudah. Anda harus menyesuaikan irama, visi dan misi dengan rekan satu tim. Anda harus paham tipe tim seperti apakah kelompok Anda ini. Apakah mereka termasuk tipe tim yang bisa membantu Anda mencapai impian, atau malah menjauh dari impian Anda.
 
Dalam kerja kelompok butuh adanya sinergi dan saling pengertian satu sama lain. Sinergi dengan tim akan membantu mempermudah Anda untuk mencapai kesuksesan. Bahkan kerja tim akan memungkinkan Anda mencapai tujuan yang awalnya terasa sulit karena harus bekerja sendirian. Dalam tim, Anda bisa mengambil banyak pelajaran dan ilmu untuk mendukung karier Anda. Putera menambahkan, bahwa sebenarnya kerja tim yang saling bersinergi adalah jalan tercepat untuk mencapai kesuksesan.

Sumber: Buku 9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara, oleh Putera Lengkong, MBA, Penerbit  PT Gramedia Pustaka Utama, Pencetak PT Gramedia.
(Kompas.com)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Related Posts with Thumbnails