Friday, February 07, 2014

Tulis tangan perkuat ingatan

Menulis di kertas, bukan mengetik di komputer, ternyata memperkuat daya ingat  dan kemampuan memahami konsep.

Menurut penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Psychological Science, mencatat dengan pulpen dan kertas, lebih meningkatkan kualitas belajar dibandingkan menggunakan laptop.

Penelitian itu juga menyimpulkan bahwa menulis merupakan strategi yang lebih baik untuk menyimpan ide dalam waktu yang panjang.

Selain itu, para peneliti mendapati bahwa menulis dapat menguatkan proses belajar yang tak dapat disamai dengan mengetik.

Penelitian tersebut dilakukan psikolog dari Princeton dan Universitas California, Los Angeles, Pam Mueller dan Daniel Oppenheimer.

Mereka menguji efek menulis catatan pada mahasiswa dalam dua seri percobaan.

Dua kelompok mahasiswa diminta mendengarkan materi kuliah dari dosen yang sama.

Mereka diperbolehkan menggunakan semua strategi untuk menyimpan hal-hal penting di perkuliahan.

Satu setengah jam kemudian, partisipan diuji soal materi kuliah itu.

Hasil studi menunjukkan, mahasiswa yang menggunakan laptop "miskin" soal ide.

Mahasiswa yang menggunakan laptop cenderung lebih banyak menghasilkan catatan, tapi lebih berupa menyalin persis kata demi kata (verbatim) alias "transkrip tanpa otak". 

"Hal ini yang menghilangkan manfaat dari mencatat." .

Sementara itu, mahasiswa yang menulis  dengan tangan jauh lebih baik dalam kualitas belajar.

Penelitian itu menunjukkan bahwa menulis merupakan strategi yang lebih baik untuk menyimpan dan mengendapkan ide dalam kurun waktu lama dibandingkan dengan mengetik.

Studi sejenis yang dipublikasikan Intech menemukan bahwa menulis dengan tangan memberikan kesempatan kepada otak untuk menerima umpan balik.

Hal tersebut tidak terjadi jika orang menggunakan papan ketik (keyboard).

Pergerakan saat menulis dengan tangan "meninggalkan memori (daya ingat) pada bagian sensormotor otak" yang membantu orang mengenal huruf dan membangun hubungan antara membaca dan menulis.

Sumber: http://m.antaranews.com/berita/417971/tulis-tangan-perkuat-ingatan
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Ingin Sukses? Beranilah Ambil Risiko

Persaingan yang sengit dalam dunia kerja membuat banyak orang ingin mengamankan posisinya masing-masing dan takut mengambil risiko. Padahal "bermain aman" sebenarnya berdampak buruk pada jangka panjang.

Kaum wanita biasanya adalah kelompok yang paling takut mengambil risiko. Sebenarnya secara genetik para wanita memang lebih jarang mengambil risiko dibanding pria, mereka cenderung menikmati zona nyaman yang sudah dimilikinya.

Ada beberapa alasan mengapa keberanian mengambil risiko bisa membawa kita pada kesuksesan.

1. Munculnya peluang besar
Kita cenderung melihat risiko secara negatif, karena dianggap berbahaya dan tidak bijaksana. Meski beberapa risiko memang demikian adanya, tapi sebagian besar kesempatan dan peluang besar baru muncul setelah kita mengambil risiko.

2. Lebih percaya diri
Kesempatan untuk belajar hal baru dan peran yang lebih menantang akan muncul setelah kita berani mengambil risiko. Kita pun juga menjadi lebih percaya diri.

3. Belajar dari risiko
Selain manfaat positif yang datang dari luar, sebenarnya dengan berani mengambil risiko kita juga mengalami perkembangan dalam diri. Kita jadi terlatih untuk mempercayai insting dan lebih bersemangat membuktikan pada orang lain kita mampu melakukan hal yang dianggap tidak mungkin.

4. Sukses harus diraih
Berani mengambil risiko mungkin adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk sukses. Dengan mengambil langkah lebih awal dari orang lain, kita akan bertemu dengan kemungkinan-kemungkinan tak terduga, termasuk potensi tersembunyi.

5. Harus penuh perhitungan
Jangan pernah takut untuk gagal. Namun tetap saja Anda harus menyiapkan diri agar sukses menaklukan tantangan. Anda tak cukup hanya memiliki ide tanpa melihat seluruh prosesnya dan menganalisa seperti apa hasil akhirnya.


Penulis: Lusia Kus Anna
Editor: Lusia Kus Anna

Sumber: http://m.kompas.com/female/read/2014/02/07/1350252/Ingin.Sukses.Beranilah.Ambil.Risiko
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, February 05, 2014

5 Ciri Sikap Profesional dalam Berargumentasi

Ada lima hal yang menandakan Anda telah bersikap profesional dalam berargumentasi.

1. Hargai perbedaan pendapat
Ada banyak orang yang memiliki kepribadian berbeda, begitu juga dengan pendapat. Untuk orang tidak setuju dengan pendapat Anda, tak perlu bersikap memusuhinya. Jangan pernah menyebut pendapat mereka salah dan Anda yang benar.

Coba lakukan cara sederhana ini, bayangkan diri Anda dalam posisi mereka. Bagaimana perasaan Anda jika ada orang lain yang memojokkan Anda? Ada baiknya Anda bisa mengekspresikan ketidaksetujuan dengan cara yang halus dan sopan.

2. Akui kesalahan
Dalam suatu argumentasi, Anda menyadari bahwa ternyata pendapat Anda memang salah. Jangan habiskan waktu untuk ngotot mempertahankan pendapat Anda, apalagi pendapat yang salah. Mengakui kesalahan adalah sikap terhormat dan orang-orang juga akan lebih respek kepada Anda. Dengan menerima kesalahan Anda sendiri, orang-orang akan menghubungkannya pada sifat rendah hati. Setiap orang menyenangi orang yang memiliki sifat membumi dan rendah hati.

3. Mulai dengan sesuatu yang menyenangkan
Sebuah argumen biasanya dimulai ketika seseorang bertanya kepada pihak lain. Misalnya, si bos meminta Anda melakukan tugas dalam cara-cara tertentu. It's all about asking. Ketika Anda melakukan ini dalam cara yang bersahabat, Anda akan menenangkan orang tersebut dan "menyelamatkan" mereka dari tindakan defensif.

4. Buat lawan menyetujui
Apa pun masalah yang sedang dibahas, sebenarnya Anda bisa membuat lawan menyetujui pendapat kita. Masalahnya bagaimana membuat sang lawan mengalah dan berhenti menganggap Anda sebagai musuh. Inilah tantangannya. Jika Anda berhasil membuatnya menyetujui pendapat Anda, berarti Anda telah berhasil membuatnya sadar bahwa Anda berdua sebenarnya adalah teman yang cocok.

5. Biarkan mereka yang bicara
Selama argumentasi berlangsung, dengarkan pendapat lawan bicara dengan konsentrasi. Karena bagaimanapun, Anda takkan bisa memenangkan argumentasi jika Anda terus berbicara. Dengan mendengarkan pendapat mereka, Anda bisa mencari celah untuk mematahkan argumen mereka.

Editor: Lusia Kus Anna
Sumber: CHIC

Sumber: http://m.kompas.com/female/read/2014/02/05/1534017/5.Ciri.Sikap.Profesional.dalam.Berargumentasi
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Related Posts with Thumbnails