Sunday, December 21, 2014

Menjadi Mahir dalam Bidang Karir

Sekalipun Anda orang yang serba bisa misalnya, pasti ada sesuatu yang tidak bisa Anda lakukan kan? Benar. Karena, ada banyak hal diluar jangkauan kemampuan kita.

Sebenarnya tidak masalah sih. Toh, kita tidak harus mampu melakukan segala hal untuk mendapatkan kehidupan yang baik. Cukup bisa melakukan apa yang kita butuhkan saja kan sudah memadai.

Yang menjadi persoalan adalah; untuk hal-hal yang tidak penting, kita bisa melakukannya. Sedangkan hal penting dalam hidup justru banyak yang kita tidak mampu lakukan.

Jadinya, kita hanya sibuk dengan hal-hal yang tidak ada manfaatnya buat hidup kita. Biar nggak begitu terus, kita mesti mulai membangun kebisaan dan kebiasaan yang benar-benar berguna buat karir kita. Supaya hidup kita menjadi lebih baik.

Dalam banyak situasi, sebenarnya kita ini bukannya tidak bisa. Melainkan belum tahu caranya saja. Begitu tahu, kita bilang 'oh, begini toh... Ternyata gampang banget ya.'

Contoh sederhana. Orang yang kesulitan mengeluarkan saos dari botol di restoran pizza. Cukup dikasih tahu caranya, langsung bisa. Gak perlu susah payah latihan segala.

Sekarang, coba identifikasi. Hal penting apa dalam karir yang belum bisa Anda kuasai? Lalu, temukan siapa yang mahir dalam bidang itu. Anda mungkin hanya perlu memintanya mengajari satu atau dua kali untuk memiliki keterampilan yang sama. Dan dengan keterampilan itu, banyak kejabaiban terjadi dalam hidup Anda.

Sesederhana itu loh caranya. Jika dikantor Anda tidak ada ahlinya gimana? Ya bagus dong. Anda bisa menjadi orang pertama yang menguasainya kan? Cari orang diluar kantor untuk menjadi guru Anda dibidang itu. Luangkan waktu dan sedikit modal tak jadi soal.

Untuk hal-hal tertentu seperti soft skills dan leadership skills misalnya, Anda nggak perlu keluar modal sendiri. Cukup sarankan saja kepada perusahaan agar mengundang trainer yang kompeten dibidangnya. Gampang kan?

Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman  
Author, Trainer, and Public Speaker

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, December 17, 2014

Dekat dengan Bos Besar

Seberapa dekat Anda dengan boss besar? Kalau jabatan Anda belum tinggi tentu tidak dekat ya. Kecuali jika Anda sekretarisnya. Tahukah Anda bahwa dekat dengan boss itu penting?

Dengan dekat pada boss besar, maka peluang Anda untuk punya karir bagus menjadi terbuka lebih lebar.

"Halah, itu namanya carmuk dong Dang!" Itulah masalah kita. Setiap kali ada orang yang dekat dengan boss, serta merta kita menganggapnya cari muka. Mungkin memang ada yang begitu. Tapi tidak semuanya kayak gitu.

Kalau Anda dekat dengan boss hanya karena sekedar bikin dia senang, Anda memang carmuk. Tapi kalau kedekatan itu didukung oleh kualitas pribadi yang mumpuni; ya nggak carmuk, dong.

Boss besar butuh orang tangguh disekelilingnya. Anda, bisa nggak jadi orang tangguh itu? Jika bisa, ngapain mesti pusing dituduh carmuk? Anda punya kemampuan lebih kok.

Kecuali kalau Anda memble, ya emang percuma dekat dengan boss kan? Nggak ada manfaat signifikan yang bisa Anda kontribusikan. Dan wajar, kalau dibilang carmuk.

Anda, bisa berkontribusi lebih. Kerahkan segenap kemampuan untuk menarik perhatian boss. Jika cara Anda elegan, nggak usah takut dituduh carmuk. Yang penting, tonjolkan kemampuan profesional itu.

Jika Anda belum memiliki kemampuan yang layak dikenali boss besar gimana? Ya diasahlah sejak sekarang. Sambil membuang stigma pikiran bahwa orang yang dekat dengan atasan pasti cari muka.

Dengan begitu, maka hati Anda menjadi bersih dari prasangka. Sedangkan keterampilan Anda semakin mumpuni. Dan dengan kedua sifat itu, maka Anda bisa menjadi orang dekat bagi boss besar tanpa mengkhawatirkan apapun.

Semua itu, bisa dilakukan melalui latihan secara konsisten. Cari teman yang mempunyai tujuan yang sama dengan Anda. Jika perlu, ikuti pelatihan yang bagus. Boleh dikelas publik. Boleh juga yang diadakan secara internal dikantor Anda.

Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman  
Author, Trainer, and Public Speaker
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Wednesday, December 03, 2014

Prestasi Kerja kita tidak hanya Diukur dengan Berapa Lama kita Berada di Kantor

Prestasi kerja kita tidak hanya diukur dengan berapa lama kita berada dikantor. Atau berapa banyak aktivitas yang kita lakukan. Melainkan juga seberapa patuhnya kita pada aturan main yang berlaku disana.

Orang pinter, terampil, dan berpengalaman pun jika tidak 'compatible' atau tidak sanggup menyesuaikan diri dengan aturan main itu biasanya akan mental. Jika tidak mental; maka dia seperti nabrak tembok.
Walhasil, pasti keseharian kerja yang dijalani sehari-hari nggak bakal kerasa asyik. Nyesek aja yang ada. Sehingga, dia nggak benar-benar menikmati pekerjaannya.

Kalau sudah begitu, nggak mungkin banget kan bisa mencatatkan prestasi kerja yang baik. Karena prestasi yang baik hanya dihasilkan dari kesungguhan untuk mencurahkan segenap kemampuan pada pekerjaan.

"Biarin ajalah Dang. Kalau kinerja gue pas-pasan, ya salah perusahaan sendiri. Tahu rasa saja mereka!"

Jika mikir begitu, seolah-olah kalau kita nggak berkinerja bagus yang rugi itu perusahaan. Padahal, kita lebih rugi lagi. Rugi waktu. Rugi umur. Rugi kesempatan. Rugi segala-galanya.

Dengan kinerja yang buruk, kan nggak mungkin kita membawa pulang reward terbaik. Untung masih dipertahankan. Soalnya sulit buat perusahaan untuk menerima karyawan yang tidak mau menyesuaikan diri dengan aturan main disana.

Jika Anda merasa ada tempat lain yang bakal lebih cocok, pindah mungkin lebih baik. Jika tidak, maka sebaiknya Anda belajar menyesuaikan diri dengan kultur perusahaan. Anda bahkan bisa mempengaruhi perusahaan secara positif. Misalnya, menyarankan untuk mengundang trainer yang Anda inginkan.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman  
Author, Trainer, and Public Speaker

Powered by Telkomsel BlackBerry®
Related Posts with Thumbnails