Saturday, August 29, 2015

INSPIRING True STORY: Mr. George C. Boldt

Suatu malam di suatu kota di Philadelphia, USA, sepasang suami-istri sepuh masuk ke sebuah hotel kecil. Mereka bertanya kepada resepsionis di situ...

Suami : Apakah masih ada kamar untuk kami berdua ...?

Resepsionis: Maaf sekali Pak, kamar kami penuh semua dan kebetulan di kota ini sedang ada 3 events besar, sehingga semua hotel penuh

Suami : Oooh, baiklah kalau begitu ...

Resepsionis : Tetapi saya tidak mungkin menolak Bapak & Ibu serta menyuruh pergi di tengah malam begini sementara di luar hujan badai... Kalau berkenan, bapak dan ibu boleh menginap di kamar saya. Segera saya akan membereskan kamar saya...

Suami & istri : ... (mengangguk tanda setuju) Terima kasih anak muda... Thank you, young man!  

Dua tahun berlalu, dan resepsionis tadi hampir melupakan kejadian itu, ketika menerima surat yang mengingatkannya pada malam hujan badai tersebut.

Lelaki muda ini diminta datang mengunjungi pasangan tersebut di New York & terlampir tiket pesawat pulang-pergi untuk-nya ...

Di New York, laki-laki tua itu membawanya ke sudut 5th Avenue & 34th Street, lalu menunjuk sebuah gedung baru yang megah, sebuah istana dengan batu kemerahan dan menara  (tower) yang menjulang ke langit... Sebuah sky scraper mewah.

Lelaki tua : Itu adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk Anda kelola...

Resepsionis: ha ha...ha.Anda pasti sedang bercanda ... 

Lelaki tua: ... Sure, saya tidak sedang bergura

Nama lelaki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah Waldorf-Astoria Hotel.

Resepsionis itu, adalah Mr. George C. Boldt yg akhirnya menjadi CEO dari jaringan WALDORF-ASTORIA HOTEL yang kini berdiri di hampir seluruh kota-kota besar di seluruh dunia

Moral of this story:

Jangan pernah berhenti untuk berbuat baik kepada siapa-pun, kapan-pun & dimana-pun...jangan sampai hidup kita dipakai u menekan dan menipu orang...karena semua pasti ada balasannya...

You get what You give, whether it's good or bad.


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Wednesday, August 26, 2015

13 kata “JANGAN MENUNGGU”

************************
πŸ‘1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.
🌻2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.
🌻3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.
🌻4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan ….
🌻5. Jangan menunggu orang memahami kamu. baru kamu memahami dia, tÒÞi pahamilah orangitu, maka orang itu paham dengan kamu.
🌻6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis.tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
🌻7. Jangan menunggu projek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka projek akan menunggumu.
🌻8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.
🌻9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rezeki yang lainnya.
🌻10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
🌻11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.
🌻12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa! 
🌻13. Jangan menunggu waktu luang tuk ber-Ibadah.
Tapi luangkan waktu tuk ber-Ibadah.v
🌺Dan… Jangan menunggu lama lagi untuk membagikan tulisan ini kepada semua orang yang anda kenal…😊

(dari WA)

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tuesday, August 04, 2015

Manusia-manusia Rigid, Akan Sulit Sendiri (Rhenald Kasali)


Sebuah inspirasi menghadapi tantangan & menjalani hidup....

Manusia-manusia Rigid, Akan Sulit Sendiri
(oleh: Rhenald Kasali)

Dalam perjalanan pulang ke Jakarta dari Frankfurt, duduk di sebelah saya salah seorang CEO perusahaan terkemuka Indonesia. Pria berkebangsaan India yang sangat berpendidikan itu bercerita tentang karir dan perusahannya.

Gerakan keduanya (karir dan perusahaannya) begitu lincah. Tidak seperti kita, yang masih rigid, terperangkap pola lama, seakan-akan semua layak dipagari, dibuat sulit. Perusahaan sulit bergerak, impor-ekspor bergerak lambat, dwelling time tidak konsisten. Sama seperti karier sebagian kita, terkunci di tempat. Akhirnya hanya bisa mengeluh.

Pria itu dibesarkan di India, kuliah S-1 sampai selesai di sana, menjadi alumni Fullbright, mengambil S-2 di Amerika Serikat, lalu berkarir di India sampai usia 45 tahun. Setelah itu menjadi CEO di perusahaan multinasional dari Indonesia.

Perusahaannya baru saja mengambil alih sebuah pabrik besar di Frankfurt. Namun karena orang di Frankfurt masih kurang yakin dipimpin eksekutif dari emerging countries, ia membujuk pemasoknya dari Italia agar ikut memiliki saham minoritas di Frankfurt. Dengan kepemilikan itu, pabrik di Frankfurt dikelola eksekutif dari Eropa (Italia).

Solved!

Itu adalah gambaran dari agility. Kelincahan bergerak yang lahir dari fenomena borderles world. Anehnya juga kita mendengar begitu banyak orang yang cemas menghadapi perubahan. Dunia sudah lebih terbuka, mengapa harus terus merasa sulit? Susah di sini, bisa bergeser ke benua lain. Tak ada lagi yang sulit. Ini tentu harus disyukuri.

Serangan Tenaga Kerja

Belum lama ini kita membaca berita tentang kegusaran seseorang yang tulisannya diforward kemana-mana melalui media sosial. Mulai dari berkurang agresifnya angka pertumbuhan, sampai serangan tenaga kerja dari China.

Berita itu di-forward kesana – kemari, sehingga seakan-akan tak ada lagi masa depan di sini. Yang mengherankan saya, mengapa ia tidak pindah saja bekerja dan berimigrasi ke negara yang dipikirnya hebat itu?

Bekerja atau berkarir di luar negri tentu akan menguntungkan bangsa ini. Pertama, Anda akan memberi kesempatan kerja pada orang lain yang kurang beruntung. Dan kedua, Anda akan mendapatkan wisdom, bahwa hal serupa, komplain yang sama ternyata juga ada di luar negri.

Rekan saya, CEO yang saya temui di pesawat Lufthansa tadi mengeluhkan tentang negerinya. "Orang Indonesia baik-baik, bekerja di Indonesia menyenangkan. Kalau diajari sedikit, bangsa Anda cepat belajar. Pikiran dan tindakannya terstruktur. India tidak! Di India politisi selalu mengganggu pemerintah. Irama kerja buruh tidak terstruktur. Pertumbuhan ekonomi terlalu cepat, membuat persaingan menggila. Rakyatnya makin konsumtif dan materialistis." Kalimat itu ia ucapkan berkali-kali.

Susah? Kerja Lebih Profesional!

Di Italia, guide saya, seorang kepala keluarga berusia muda mengantar saya melewati ladang-ladang anggur di Tuscany, menolak menemani makan siang yang disajikan mitra kerja Rumah Perubahan di rumahnya yang indah. "Biarkan saya hanya makan salad di luar. Saya dilarang makan enak saat mengemudi," ujarnya.

Kepada putra saya ia mengajari. "Saat bekerja kita harus bekerja, harus profesional, gesit dan disiplin. Cari kerja itu sulit, mempertahankannya jauh lebih sulit. Kita harus lebih kompetitif dari orang lain kalau tetap ingin bekerja," ujarnya.

Di dalam vineyard-nya yang indah, rekan saya menyajikan aneka makanan Italia yang lezat, lengkap dengan demo masak dan ritual mencicipi wine yang dianggap sakral. Di situ mereka berkeluh kesah tentang perekonomian Eropa yang terganggu Yunani belakangan ini. Dan lagi-lagi mereka menyebutkan kehidupan yang nyaman itu ada di Pulau Dewata, Bali dan Pulau Jawa.

Ketika saya ceritakan bahwa kami di Indonesia juga sedang susah, dia mendengarkan baik-baik. "Dari dulu kalian terlalu rendah hati, selalu merasa paling miskin dan paling susah. Ketika kalian sudah menjadi bangsa yang kaya, tetap merasa miskin. Tetapi, saya tak pernah melihat bangsa yang lebih kaya, lebih merdeka, lebih bahagia, dari pada Indonesia." Saya pun terdiam.

Di Singapura, saya mengirim berita tentang komplain terhadap masalah dollar AS dan ancaman kesulitan pada rekan lain yang sudah lima tahun ini berkarir di sana. Ia pun menjawab ringan, "Suruh orang-orang itu kerja di sini saja."

Tak lama kemudian ia pun meneruskan. "Kalau sudah kerja di sini baru tahu apa artinya kerja keras dan hidup yang fragile."

Saya jadi teringat curhat habis-habisan yang ia utarakan saat saya berobat ke negeri itu. "Mana bisa konkow-konkow, main Facebook, nge-tweet di jam kerja? Semua harus disiplin, berani maju, kompetitif, dan siap diberhentikan kalau hasil kerja buruk. Di negeri kita (Indonesia), saya masih bisa bersantai-santai, karyawan banyak, hasil kerja tidak penting, yang penting bos tidak marah saja," ujarnya.

Saat itu ia tengah menghadapi masa probation atau percobaan. Sungguh khawatir kursinya akan direbut pekerja lain dari India, Turki, dan Prancis yang bahasa Inggrisnya lebih bagus, dan ritme kerjanya lebih cepat. Ternyata bekerja di negeri yang perekonomiannya bagus itu juga tidak mudah. Padahal di sana mereka lihat kerja yang enak itu ya di sini.

Bangsa Merdeka Jangan Cengeng

Saya makin terkekeh membaca berita yang disebarluaskan para haters melalui grup-grup WA, bahwa pemerintah sekarang tidak perform, membiarkan sepuluh ribuan buruh dari China merangsek masuk ke negri ini. Sungguh, saya tak gusar dengan serangan tenaga kerja itu. Yang membuat saya gusar adalah kalau hal serupa dilakukan bangsa-bangsa lain terhadap tenaga kerja asal Indonesia di luar negri.

Penyebar berita kebencian itu mestinya lebih rajin jalan-jalan ke luar negri. Bukankah dunia sudah borderless, tiket pesawat juga sudah jauh lebih murah. Cara menginap juga sangat mudah dan murah. Kalau saja ia rajin, maka ia akan menemukan fakta-fakta ini: Sebanyak 300.000 orang tenaga kerja Indonesia bekerja di Taiwan. 250.000 lainnya di Hongkong. Lebih dari 100.000 orang ada di Malaysia. Selain itu, perusahaan-perusahaan kita sudah mulai mengepung Nigeria, Myanmar, dan Brazil. Bahkan juga canada dan Amerika.

Jadi bagaimana ya? Kok baru dikepung 10.000 saja kita sudah rasis? Ini tentu mengerikan.

Lalu dari grup WA para alumnus sekolah, belakangan ini saja juga mendapat kiriman teman-teman yang kini berkarir di manca negara. Delapan keluarga teman kuliah saya ada di Kanada, beberapa di Jerman dan Eropa, puluhan di Amerika Serikat, dan yang terbanyak tentu saja di Jakarta. Semakin banyak orang kita yang berkarier bebas di mancanegara. Karir mereka tidak rigid.

Jadi, janganlah kita cengeng. Beraninya hanya curhat dan komplain, tapi tak berbuat apa-apa. Bahkan beraninya hanya menyuarakan kebencian. Atau paling-paling cuma mengajak berantem dan membuat akun palsu bertebaran. Kita juga jangan mudah berprasangka.

Syukuri yang sudah didapat. Kecemasan hanya mungkin diatasi dengan berkomitmen untuk bekerja lebih jujur, lebih keras, lebih respek, lebih profesional, dan memberi lebih.

Kalau Anda merasa Indonesia sudah "berbahaya" ya belain dong. Kalau Anda merasa tak senang dengan orang lain, ya sudah, pindah saja ke luar negri. Mudah kok. Di sana Anda akan mendapatkan wisdom, atas kata-kata dan perbuatan sendiri. Di sana kita baru bisa merasakan kayanya Indonesia. Di sana kita baru tahu bahwa tak ada hidup yang mudah.

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Monday, May 04, 2015

"Kita nggak kalah bagus dari bule"

‎Orang bule, tidak selalu memiliki kemampuan lebih baik dari kita. Meski mereka dibayar lebih tinggi. Ada bule yang nggak bisa sama sekali. Ada bule bagus? Tentu. Yang bagus banget juga.

Jika bisa mendidik diri, kita nggak kalah bagus dari bule. Malah bisa lebih bagus dari mereka.
 
Masalahnya, kita sering inferior dihadapan mereka. Belum apa-apa sudah keder duluan. Padahal mungkin, kemampuan kita sepadan.
 
Kita juga sering mempermasalahkan timpangnya bayaran. Gak usah gitu. Mendingan fokus dengan urusan pengembangan diri.
 
Nggak usah mikirin 'diskriminasi'. Itu mah sudah menjadi perilaku global. Bangsa superior, menilai rendah kaum inferior. Makanya, kita tidak boleh menjadi bangsa yang inferior lagi.
 
Anda, boleh berharap presiden RI bisa membangun citra negeri yang berwibawa ke seantero dunia. Seperti Soekarno deh.
 
Tapi entah sampai sejauh mana presiden sekarang mampu membangun citra bangsa berwibawa itu.
 
Lagi pula, kita mesti membangun citra diri secara individu. Supaya punya nyali dan taji untuk memasuki kancah persaingan.
 
Setiap pribadi mesti memiliki kualitas, dignity, dan sikap mental kelas satu. Sehingga, bisa sejajar dengan bule-bule yang bagus. Meski masih dibayar lebih rendah; tapi soal kemampuan, kita nggak boleh kalah.
 
Kejadian di ring tinju kemarin bisa menjadi contoh. Kualitas Paquiao membuat hambar kemenangan 'bule' Mayweather. Meski pun dibayar lebih rendah, dan diganjar dengan angka minim; tapi mata awam dan profesional pun tahu, siapa yang bertinju dengan bagus dalam pertandingan itu.
 
Dikantor, mungkin Anda juga dibayar lebih rendah daripada bule. Tapi Anda bisa membuat semua orang sadar bahwa ternyata, Anda juga bagus banget. Karena faktanya, kita nggak kalah bagus dari bule.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman  
Author, Trainer, and Public Speaker

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Sunday, April 26, 2015

PSIKOLOGI: Psikologi, Peran Alam Bawah Sadar Dalam Memperbaiki Diri (AGUSTINE DWIPUTRI)

Selain menggunakan strategi yang kita lakukan secara sadar, ternyata peran alam bawah sadar juga cukup besar membantu kita. Bagaimana alam bawah sadar menghapus hambatan mental pada diri Anda?

Saya laki-laki, sudah menikah, punya 2 anak perempuan usia 6 dan 4 tahun. Saya ingin menghilangkan perilaku buruk, yaitu merokok. Gara-gara merokok, saya sering bertengkar dengan istri. Anak sulung saya juga ikutan menjauh dari saya, sering mengatakan papa bau rokok. Saya sudah mencoba dengan menggantinya dengan mengunyah permen, tapi belum berhasil. Celakanya, lingkungan kantor juga menerapkan peraturan ketat untuk tidak merokok, kecuali di tempat yang sudah ditetapkan. Lama kelamaan saya jadi merasa frustrasi. Saya merasa jadi orang gagal. Di rumah ataupun di kantor saya merasa dikucilkan.

Makhluk kebiasaan

Menurut Dr Joseph Murphy, direvisi oleh Ian McMahan, PhD, dalam buku The Power of Your Subconscious Mind (2006), dinyatakan bahwa jika Anda meyakini sesuatu tanpa syarat dan menggambarkannya dalam pikiran Anda, Anda dapat menghilangkan hambatan alam bawah sadar yang mencegah Anda untuk mencapai hasil akhir, dan keyakinan Anda akan menjadi kenyataan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kita semua adalah makhluk kebiasaan. Kebiasaan adalah fungsi dari pikiran bawah sadar kita. Kita belajar naik sepeda, menari, dan mengendarai mobil dengan cara sadar melakukannya berulang kali sampai semua itu menjadi jalur yang menetap di dalam pikiran bawah sadar kita. Kemudian, kebiasaan otomatis pikiran bawah sadar mengambil alihnya. Hal ini kadang kala disebut sebagai "sifat/bawaan kedua" (second nature), yaitu reaksi dari pikiran bawah sadar untuk berpikir dan bertindak yang membentuk "sifat pertama" kita.

Jika kita membuat kebiasaan kita sendiri, berarti kita bebas untuk memilih kebiasaan baik atau kebiasaan buruk. Jika kita mengulangi pikiran atau tindakan negatif selama suatu periode waktu, kita akan menempatkan diri di bawah kompulsi dari kebiasaan. Hukum alam bawah sadar kita adalah kompulsi (pengulangan perilaku secara terus-menerus).

Apa yang dapat dilakukan jika Anda dihadapkan pada situasi yang sulit dan tak dapat melihat jalan keluarnya? Solusinya terletak di dalam masalah itu. Setiap pertanyaan menyiratkan jawabannya sendiri. Kecerdasan yang tak terbatas di dalam pikiran bawah sadar Anda mengetahui dan melihat semuanya. Masalah tersebut memiliki jawabannya dan akan mengungkapkannya kepada Anda sekarang, tapi Anda harus mendengarkan.

Anda harus mengikuti desakan kemunculannya dari pikiran bawah sadar Anda dengan keyakinan yang sempurna. Setelah Anda mencapai sikap mental yang baru, kecerdasan kreatif dalam diri Anda akan memberikan solusi yang membahagiakan, Anda akan menemukan jawaban yang Anda cari. Yakinlah bahwa sikap mental seperti itu akan mengatur, memberikan rasa damai, dan makna untuk semua usaha Anda.

Menghilangkan kebiasaan buruk

Ketika fungsi pikiran sadar dan bawah sadar selaras dan bekerja sama, ide atau keinginan yang tertanam dalam pikiran bawah sadar dapat terealisasikan.

Anda tahu bahwa jika kebiasaan yang merusak itu telah menjadi otomatis, Anda memperolehnya melalui pilihan sadar. Anda menyadari bahwa jika Anda telah dikondisikan negatif, Anda juga bisa dikondisikan secara positif. Akibatnya, Anda dapat berhenti berpikir bahwa Anda tidak berdaya untuk mengatasi kebiasaan. Anda paham bahwa tidak ada halangan untuk kesembuhan selain pemikiran Anda sendiri.

Kekuatan gambaran mental

Anda dapat mulai berlatih dengan membuat tubuh menjadi rileks dan mengantuk, tutup mata Anda dan masuklah ke keadaan meditasi. Lalu isi pikiran Anda dengan gambaran akhir yang diinginkan. Ketahuilah bahwa pikiran bawah sadar Anda bisa membawanya melalui cara termudah. Secara teratur dan sistematis duduk dan bermeditasilah dengan cara ini.

Ketika perhatian Anda mengembara, biasakan untuk segera mengingat gambaran mental tentang keluarga Anda, misalnya Anda sedang bercanda dengan istri dan mencium pipi putri Anda di kebun belakang rumah, semua tampak bahagia dan gembira dengan keberadaan Anda.

Semua ini akan merekondisi pikiran Anda. Ini adalah proses yang bertahap dan pertahankan terus pikiran tersebut. Jika Anda tekuni terus, ketahuilah bahwa cepat atau lambat Anda akan membentuk pola kebiasaan baru dalam pikiran bawah sadar Anda. Film hasil pemotretan diproses dalam ruang gelap, demikian pula gambaran mental dikembangkan dalam ruang gelap dari pikiran bawah sadar.

Perhatian yang terpusat

Secara tenang, Anda dapat menyesuaikan pikiran dan memusatkan perhatian Anda pada tempat kejadian atau pemandangan tertentu sampai Anda secara bertahap teridentifikasi dengan gambaran mental. Anda menjadi terserap ke dalam suasana mental, mengulangi gambaran mental tersebut berulang kali. Ketika ada godaan untuk merokok, Anda akan mengalihkan imajinasi Anda dari pikiran serangan merokok kepada perasaan berada di rumah dengan keluarga Anda.

Seberapa banyak Anda menginginkan sesuatu

Seorang anak laki-laki bertanya kepada filosof Socrates bagaimana ia bisa memperoleh kearifan. Socrates mengajak anak itu ke tepi sungai dan mendorong kepalanya ke dalam air. Dia terus memegangnya sampai anak itu berjuang untuk mendapat udara. Kemudian dia biarkan sebentar. Setelah anak itu tenang kembali, Socrates bertanya, "Apa yang paling kau inginkan ketika kepalamu berada di dalam air?"

"Aku ingin udara," jawab anak itu.

Socrates mengangguk pelan dan berkata,

"Bila kau menginginkan kearifan sebanyak keinginan akan udara ketika kepalamu terbenam dalam air, Anda akan menerimanya."

Artinya, melalui cara yang sama, ketika Anda memiliki keinginan yang kuat dan tulus untuk mengatasi hambatan tertentu dalam hidup Anda, Anda akan memperoleh keputusan yang jelas bahwa ada suatu jalan keluar; Anda memutuskan dengan mantap bahwa itu adalah arah/jalan yang ingin Anda ikuti, maka akan sampailah Anda pada kemenangan yang meyakinkan.

Jika Anda benar-benar menginginkan ketenangan pikiran dan batin, Anda pasti mendapatkannya. Tidak peduli seberapa tak adil Anda telah diperlakukan, atau bagaimana buruknya sikap rekan kerja. Semua ini tidak menimbulkan perbedaan jika Anda bangkit dengan kekuatan mental dan spiritual Anda. Anda tahu apa yang Anda inginkan, dan Anda pasti akan menolak untuk membiarkan pikiran akan kebencian, kemarahan, permusuhan, dan rasa sakit akan merampas kedamaian, keharmonisan, kesehatan, dan kebahagiaan.

Selamat berlatih.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 April 2015, di halaman 11 dengan judul "Psikologi, Peran Alam Bawah Sadar Dalam Memperbaiki Diri"
Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Monday, March 30, 2015

Mengapa Keahlian Presentasi Penting?

Shutterstock
/Ilustrasi
Senin, 30 Maret 2015 | 07:07 WIB


oleh Jazak YA

@jazakYA

KOMPAS.com - Bisa jadi pertanyaan itu baru terpikir oleh Anda ketika membaca judul artikel ini!
Bagi sebagian orang, Presentation Skill bukanlah topik yang perlu diulas. kata mereka, yang penting idenya!

Sepanjang ide atau gagasan yang mau dipresentasikan memang keren, presentasi yang seperti apa pun bakal disukai. Benarkah? Anda wajib menjawab: SALAH!

Ya siapapun kita, pada suatu ketika kita akan dihadapkan pada situasi dimana kita harus mampu berbicara dihadapan banyak orang, apakah itu dalam rangka menyampaikan ide, program, gagasan atau bahkan melakukan klarifikasi.

Presentation skill atau keahlian presentasi adalah salah satu dari sekian keahlian yang akan meningkatkan kemampuan berbicara di muka umum, atau public speaking.

Jika dihubungkan dengan pekerjaan, maka kemampuan berbicara didepan public adalah salah satu dari sekian media untuk membangun kredibilitas profesional. Artinya orang akan tahu apakah kita dipersepsikan sanggup atau tidak.  Mampu atau tidak mampu dalam menjalankan tugas bisa diamati dari bagaimana seseorang mempresentasikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dan apa yang sudah dilakukannya.

Dalam dunia pemasaran dan penjualan, presentasi merupakan bentuk penjualan berbasis massa, digunakan untuk menyampaikan dan mengomunikasikan fitur, manfaat suatu produk, atau jasa, dan bagaimana produk atau jasa tersebut mampu menjawab kebutuhan pelanggan.

Orang-orang hebat berbekal Presentation Skilldapat memenangi tender secara fair, mendapatkan promosi jabatan yang signifikan, memiliki pengaruh yang kuat serta tentunya dihargai akibat secara mantap bisa menjual ide, gagasan, atau anjuran yang membawa perubahan positif bagi kemajuan organisasi.

Dengan demikian Presentation Skill memiliki peran yang penting dalam pengembangan karir, pemasaran produk dan jasa, hingga membangun opini untuk tujuan klarifikasi dan lobi.

Ada anggapan yang tidak tepat bahwa kemampuan presentasi atau berbicara di depan umum hanya milik mereka yang memiliki darah narsis untuk eksis, atau dengan kata lain hanya mereka yang sejak bawaan orok sudah ingin meraih mic untuk berbicara didepan banyak orang.

Presentation skill atau keahlian presentasi yang merupakan salah satu bagian dari public speakingternyata adalah suatu knowledge (pengetahuan) dan skill (keahlian). Sehingga siapapun bisa melakukan dan memiliki keahlian, termasuk Anda.

Memang bakat sebagaimana pada keahlian apapun cukup berperan untuk mempercepat proses pengembangan keahlian. Namun, jika bakat narsis untuk senantiasa eksis tampil tersebut tidak dibangunkan dan dilatih, maka tetap saja raksasa narsis tersebut tertidur.

Presenter atau pembicara yang hebat adalah yang mampu menginspirasi orang di hadapannya, juga mampu mentransfer gagasan secara jelas dan persuasif. 

Baiklah mari kita mulai saja kajian kita dalam High Impressive Presentation Skill dengan mengetahui bagaimana cara Mempersiapkan Sajian Presentasi yang Memikat.

Karena tahap ini adalah setengah perjuangan untuk mendapatkan presentasi yang sukses serta memikat kemudian melekat memberi kesan positif didalam benak audiens.

Beberapa pertanyaan di bawah ini akan membantu Pembicara dalam memulai persiapan:
•    Apakah tema presentasi, seminar atauworkshop ini? Apakah yang akan Pembicara bahas?
•    Berapa lama Pembicara diberi waktu untuk bicara?
•    Hal apakah yang dapat digunakan untuk menarik pendengar saat memulai dan selama presentasi
•    Apakah acara sebelum Pembicara berpresentasi? Jika acara lunch, Pembicara harus merencanakan presentasi Pembicara live dan menghibur.
•    Siapa yang akan memperkenalkan Pembicara? Apakah mereka memerlukan biografi singkat Pembicara?
•    Siapa saja dan berapakah pendengar yang akan hadir?
•    Bagaimana letak tempat Pembicara presentasi dan fasilitasnya?
•    Seperti apakah area presentasi, apakah rapi dan profesional?
•    Perlengkapan Audio visual apakah yang tersedia?  misalnya , LCD, Overhead projector, mikropon, dan  flip chart.
•    Apakah pertanyaan dan tanggapan yang akan muncul selama dan setelah presentasi.

Adalah sangat mutlak bagi seorang Presenter atau Pembicara untuk tahu siapa pendengar atau audiens yang akan hadir dan apa yang mereka butuhkan, dengan menjawab pertanyaan diatas, yakinlah anda telah siap menyajikan satu hidangan presentasi yang sungguh memikat (impresif).

Editor: Erlangga Djumena

Sumber:   http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/30/070700326/Mengapa.Keahlian.Presentasi.Penting#
Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.
Related Posts with Thumbnails