Pikiran saya pun langsung melayang kepada beberapa tetangga yang sudah masuk usia pensiun, bagaimana mereka dapat membayar biaya hidup kelak? Kenaikan biaya hidup pasti menjadi sebuah tantangan tersendiri saat memasuki masa pensiun. Sudah siapkah kita apabila tiba masanya?
Persiapan pensiun dalam perencanaan keuangan adalah salah satu tujuan keuangan yang penting dalam hidup seseorang. Berdasarkan riset yang dirilis Bank Dunia, penduduk lansia di Indonesia diprediksi akan mencapai 50 juta orang di tahun 2025 dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Dengan kemajuan teknologi kesehatan, para lansia juga memiliki harapan hidup yang lebih baik sehingga banyak saya temui saat ini adalah para pensiunan yang sudah menipis saldo asetnya disebabkan salah memperhitungkan besaran biaya hidup.
Kesalahan yang umum terjadi adalah menyepelekan biaya gaya hidup yang sulit untuk diturunkan. Banyak di antara kita beranggapan saat pensiun pengeluaran akan turun, padahal kenyataannya akan meningkat. Kapankah momen jalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau liburan ke luar kota? Saat bekerja, kegiatan tersebut biasa dilaksanakan di akhir pekan atau saat tanggal merah. Saat pensiun: everyday is a holiday!
Antisipasi
Untuk mengantisipasi kegagalan dalam mempersiapkan biaya hidup di masa depan, maka perencanaan pensiun adalah solusinya. Perencanaan pensiun dapat dibagi menjadi empat tahapan. Tahap pertama adalah masa awal, umumnya first jobber hingga usia 35 tahun. Fokus pada kedisiplinan dalam menyisihkan penghasilan untuk berinvestasi.
Tahap kedua adalah masa kemapanan, umumnya berusia 35 tahun hingga 50 tahun. Fokus dalam investasi seharusnya sudah mulai merambah ke aset keuangan yang dapat memberikan penghasilan pasif. Misalnya, membeli apartemen untuk disewakan, menambah lahan tanah untuk perkebunan, dan lainnya. Di masa ini, investasi juga dapat ditempatkan di produk keuangan yang agresif seperti reksa dana saham atau membeli saham lapis pertama. Aset yang lebih agresif ini diperlukan untuk keperluan biaya hidup di atas usia 65 tahun kelak.
Tahap ketiga adalah masa persiapan pensiun. Umumnya dimulai lima tahun menjelang pensiun. Di masa inilah sangat penting untuk menghitung secara tepat kebutuhan biaya hidup di masa pensiun dan sumber daya apa saja yang telah dimiliki. Khusus untuk pembaca dalam tahapan ini, di tulisan ini saya tambahkan tips dalam hal langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan.
Pertama, hitung jumlah aset dan kewajiban yang Anda miliki saat ini. Apabila Anda masih punya saldo utang pinjaman perumahan atau utang kartu kredit, maka inilah prioritas utama yang harus Anda lunasi mulai dari sekarang. Usahakan memulai pensiun tanpa beban utang.
Kedua, siapa saja anak atau tanggungan lain yang belum berusia 21 tahun. Anda harus menghitung dengan pasti kebutuhan dana pendidikan untuk mereka ditambah kebutuhan dana menikah. Perhitungan sebaiknya bukan hanya untuk biaya pangkal dan biaya semester, melainkan termasuk juga biaya hidup (kos, transportasi, dan lainnya) serta biaya buku.
Ketiga, buat anggaran untuk biaya hidup di masa pensiun. Perhatikan pos pengeluaran yang berpotensi meningkat di atas tingkat inflasi seperti pos transportasi, pos listrik, pos pajak, dan lainnya. Untuk pos pengeluaran lain, Anda bisa gunakan kenaikan inflasi normal. Jangan lupa juga tambahkan untuk pos biaya kesehatan yang umumnya akan meningkat kebutuhannya di masa pensiun.
Keempat, hitung sumber penghasilan Anda di masa pensiun. Secara umum untuk karyawan, Anda akan mendapatkan saldo Jaminan Hari Tua, saldo dana pensiun, dan mungkin uang jasa dari pekerjaan sebelumnya. Coba hitung kembali, apakah saldo dananya cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda kelak? Jika tidak, periksa jumlah aset yang telah Anda miliki.
Pada tahap ini, pengaturan aset investasi sebaiknya dilakukan dengan cermat. Aset investasi dan dana yang tersedia masih dapat dimaksimalkan untuk kenaikan modal pensiun. Penempatan dana dapat dilakukan di produk obligasi korporasi, reksa dana campuran, ataupun di bisnis. Cermati perkembangan investasi setiap tahun dan pastikan dana darurat tetap tersedia dalam jumlah yang ideal.
Tahap terakhir adalah masa mulai memasuki usia pensiun yang dapat dimulai sejak 55 tahun atau bahkan lebih cepat. Perencanaan dapat dilakukan dengan menyesuaikan aset yang tersedia dengan anggaran hidup yang baru. Alokasi aset investasi penting untuk dilakukan, terutama jika punya aset yang tidak produktif. Sebagian aset investasi yang akan digunakan sebagai sumber pendanaan biaya hidup harus dikonversi menjadi tabungan atau deposito. Usahakan untuk menggunakan bagi hasil bulanan sebagai sumber penghasilan.
Mempersiapkan masa pensiun pasti tidak lepas dari gaya hidup yang dipilih. Saya percaya setiap orang berhak mendapatkan masa emas yang sejahtera dan tidak pernah ada kata terlambat untuk berencana. Live a beautiful life!
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 April 2016, di halaman 25 dengan judul "Gaya Hidup dan Perencanaan Pensiun".