Thursday, April 27, 2006

MENGEMBANGKAN EMOSI DASAR POSITIF

Emosi adalah gerakan atau ungkapan perasan yang keluar dari dalam diri seseorang. Dalam Kamus Konseling (Drs. Sudarsono, SH, 1996), semosi digambarkan sebagai suatu keadaan yang komplek dari organisme perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya ditandai oleh perasaan yang kuat yang mengarah ke suatu bentuk perilaku tertentu, erat kaitannya dengan kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi dan pernafasan.

Dari pengertian tersebut, emosi merupakan sebuah reaksi kita ketika berelasi dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan hidup kita. Reaksi tersebut disadari atau tidak mempunyai efek entah bersifat membangun entah merusak.

Bisa dikatakan bahwa emosi sebenarnya bukan cuma sebagai reaksi terhadap keadaan pada diri maupun luar diri kita, tetapi juga merupakan upaya pencapaian ke arah pembentukan diri menuju hidup yang transendental (spiritual).

Secara umum emosi dikategorikan menjadi dua jenis yaitu emosi dasar positif dan emosi dasar negatif.

Emosi dasar positif adalah perasaan berupa sukacita (joy), yakin/ percaya (trust/ faith), pengharapan (hope), syukur (praise), berbela rasa (compassion), mau mengerti dan menerima (willingness to understand and to accept). Emosi dasar positif ini sering disebut sebagai kekuatan biofilik, (cinta kehidupan, pro vita).

Sedangkan emosi dasar negatif adalah perasaan berupa dengki, dendam, iri, kejam, menolak dan tak mau mengerti. Emosi jenis ini merupakan kekuatan nekrofilik karena dapat menjadi kekuatan yang bersifat merugikan dan mematikan.

Individu yang mau bertumbuh kembang dan bertransformasi diri seyogiyanya mengembangkan emosi dasar positif dan melawan emosi dasar negatif. Pengembangan perasaan sukacita, yakin/ percaya, pengharapan, syukur, berbela rasa dan mau mengerti serta menerima, harus mempunyai dasar dan sungguh-sungguh sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang kita yakini. Artinya emosi dasar positif harus dikembangkan secara riil, sadar, responsif dan rasional.

Agar kita dapat bertumbuh kembang menuju pribadi utuh, kita seyogiyanya memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam menyadari dan menumbuhkan emosi dasar positif ini. Dengan demikian, perbaikan kecil yang terus menerus dapat berlangsung karena didukung oleh emosi dasar positif yang pro kehidupan.


==============
Sumber: bahan-bahan kuliah Konseling, Limas Sutanto, dosen STFT Widya Sasana Malang.

No comments:

Related Posts with Thumbnails